SonoraBangka.ID - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pasokan bahan bakar minyak (BBM) dan Elpiji jelang Lebaran 2022 dalam kondisi aman. Stok cadangan disebut dalam kondisi cukup ideal.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, cadangan stok solar tercatat cukup untuk kebutuhan 21 hari ke depan, Pertalite cukup untuk 19 hari, Pertamax cukup untuk 38 hari, Avtur cukup untuk 35 hari, dan Elpiji cukup untuk 14 hari ke depan.
"Di bulan Ramadan, menjelang Idul Fitri, kami menyediakan jumlah yang memadai untuk bisa didistribusikan kepada masyarakat. Cadangan stok dalam kondisi yang cukup ideal," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (18/4/2022).
Namun Arifin menekankan, bahwa saat ini harga jual BBM dan Elpiji bersubsidi, jauh dari harga keekonomian yang tengah melambung tinggi.
Oleh sebab itu, ia mengimbau masyarakat diimbau untuk menggunakan bahan bakar sesuai dengan kemampuannya, sehingga alokasi subsidi BBM dan Elpiji tidak tergerus dan lebih tepat sasaran.
"Kami juga meminta kepada masyarakat yang mampu agar bisa menggunakan bahan bakar yang non subsidi, ini akan sangat membantu," pinta Arifin.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga (PPN) Subholding Commercial & Trading (C&T) Alfian Nasution menyatakan, secara umum stok dan penyaluran BBM serta Elpiji Pertamina saat ini dalam kondisi aman dan berjalan lancar.
Pertamina menyiapkan tambahan stok sesuai dari perhitungan proyeksi rata-rata konsumsi untuk masing-masing produk. Adapun untuk produk gasoline (bensin) konsumsinya diperkirakan naik 11 persen pada masa Ramadhan dan Idul Fitri 2022, sementara produk gasoil (diesel) diproyeksi naik 24 persen.
"Produk gasoline dimasa satgas tahun 2022 diperkirakan meningkat 11 persen dari tahun 2021, yaitu dari 90.000 KL per hari menjadi 100.000 KL per hari, Untuk produk Gasoil meningkat 24 persen menjadi 44.000 KL per hari, dibandingkan tahun lalu 36.000 KL per hari,” jelas Alfian.
Menurutnya, puncak kenaikan konsumsi gasoline ada pada H-1, dan H+1 (arus mudik) dan saat arus balik H+5. Sedangkan produk diesel, akan terjadi penurunan karena pembatasan truk besar pada H-4 sampai dengan H-1 (saat arus mudik) dan saat H+5 sampai dengan H+7 saat arus balik.