Find Us On Social Media :
Ilustrasi metaverse (KOMPAS.com)

Meta: Butuh 10 Tahun untuk Mewujudkan Metaverse

Marselus Wibowo Sabtu, 23 April 2022 | 09:10 WIB

SonoraBangka.ID - Sejak akhir tahun 2021 lalu, Meta Platform Inc. (dulu Facebook Inc.) mengungkapkan bahwa metaverse adalah salah satu prioritas perusahaan di masa mendatang.

Metaverse sendiri adalah konsep yang memungkinkan setiap orang untuk berinteraksi, bekerja, bermain game, dan melakukan hal lainnya di lingkungan virtual. Di metaverse, setiap orang bakal direpresentasikan dalam bentuk avatar 3D yang unik.

Untuk mewujudkan ambisinya itu, Meta sudah mulai mengembangkan perangkat keras dan lunak (hardware dan software) demi metaverse. Namun, nyatanya, mewujudkan metaverse tak semudah membalikkan telapak tangan.

Executive Producer Meta, Ruth Bram, mengatakan bahwa setidaknya dibutuhkan waktu lima hingga sepuluh tahun atau satu dekade untuk benar-benar mewujudkan metaverse.

Waktu tersebut dibutuhkan untuk mengembangkan software dan hardware pendukung dunia virtual baru yang digadang-gadang menjadi generasi berikutnya dari internet.

"Masih banyak yang harus dikerjakan, baik dari aspek hardware maupun software. Dan mungkin perlu waktu lima hingga sepuluh tahun untuk mewujudkannya sepenuhnya," kata Bram saat berbicara di acara virtual Meta Quest Gaming Showcase 2022, Rabu (20/4/2022).

Dari segi hardware, metaverse memang akan sangat mengandalkan perangkat Virtual Reality (VR) karena teknologi ini mampu menciptakan dunia simulasi 3D.

Simulasi ini bisa mirip seperti dunia nyata atau dunia imajinasi sekalipun. VR dapat membawa pemandangan, suara, dan sensasi lainnya lewat perangkat seperti kacamata dan headset.

Meta sendiri saat ini memiliki perangkat VR bernama Oculus Quest. Sebelumnya, Meta dirumorkan akan memperkenalkan perangkat VR baru dengan nama kode Project Cambria atau disebut juga Oculus Quest Pro di acara virtual Meta Quest Gaming Showcase 2022.

Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari DigitalTrends, Jumat (22/4/2022), perangkat tersebut disebut sempat dipamerkan oleh CEO Meta Marz Zuckerberg dan dibocorkan oleh sejumlah analis kondang.