SonoraBangka.ID - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mengaku para petani sawit sudah rugi hingga Rp 11,7 triliun akibat larangan ekspor CPO dan turunnangnya termasuk minyak goreng yang dikeluarkan pemerintah.
Ketua Umum DPP Apkasindo, Gulat ME Manurung mengatakan, larangan ekspor CPO tersebut berdampak langsung kepada anjloknya harga TBS (tandan buah segar) kelapa sawit di seluruh Indonesia, khususnya sentra perkebunan kelapa sawit.
"Kami berpacu dengan waktu karena sudah rugi Rp 11,7 triliun sampai akhir April, termasuk hilangnya potensi pendapatan negara melalui bea keluar, terkhusus pungutan ekspor di mana sejak Februari sampai April sudah hilang Rp 3,5 triliun per bulannya," kata Gulat dalam siaran pers, Senin (16/5/2022).
Gulat mengungkapkan, 25 persen dari 1.118 pabrik sawit se-Indonesia yang sudah berhenti membeli TBS sawit petani.
Hal ini terjadi usai harga TBS petani sudah anjlok 40 persen-70 persen secara merata sejak larangan ekspor dari harga penetapan disbun.
"Dampaknya luar biasa, telah mengganggu sendi-sendi ekonomi petani sawit dan rantai ekonomi nasional," sebut dia.
Menurut Gulat, permasalahan ini terjadi sejak adanya gangguan pasokan Minyak Goreng Sawit (MGS) domestik dan harga MGS curah yang tergolong mahal, padahal sudah disubsidi.
Masalah itulah yang membuat Presiden Jokowi mengambil kebijakan untuk melarang ekspor CPO dan bahan baku minyak goreng sawit.
Sayangnya, kata Gulat, dampak larangan tersebut juga mempengaruhi petani sawit. Oleh karena itu, pihaknya menggelar demo di tiga tempat di Jakarta pada Selasa (17/6/2022).
Kegiatan ini akan diikuti oleh lebih dari 250 peserta yang melibatkan petani sawit anggota Apkasindo di 22 Provinsi dan 146 Kabupaten/Kota, serta anak petani sawit yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Sawit (Formasi) Indonesia.