Find Us On Social Media :
Suasana trotoar Alun-alun taman merdeka kota Pangkalpinang yang dipenuhi gerobak pemulung ()

Pemulung Makin Banyak Beredar di Kota Pangkalpinang, Ini Tanggapan Pengamat Psikolog

Ria Kusuma Astuti Rabu, 14 September 2022 | 13:19 WIB

SONORABANGKA.ID - Sejumlah pemulung yang mengais rezeki, semakin banyak beredar disetiap sudut kota hingga di beberapa simpang lampu merah Kota Pangkalpinang, Rabu (14/9/2022). 

Terlebih ada yang nekat membawa anak berumur lima tahun untuk menarik simpati masyarakat, seperti halnya yang dilakukan oleh  Aryani dengan gerobaknya. 

Selain itu ada pula Anshori (60) yang bahkan berencana membawa kedua anaknya dari Palembang, untuk ikut menjadi pemulung di Kota Pangkalpinang

Melihat fenomena tersebut, Dosen Sosiologi Universitas Bangka Belitung Dr. Fitri Ramdhani Harahap menyebutkan satu diantara faktor terjadinya hal tersebut yakni daya tarik kota sebagai tempat mengadu nasib untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. 

"Kota Pangkalpinang sebagai Ibu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat aktivitas ekonomi, menjadi magnet yang menarik masyarakat dari luar kota untuk datang, tinggal, dan mengadu nasib,"ujar Fitri. 

Diakuinya harapan demi meningkatkan taraf hidup secara ekonomi, dengan mendapatkan perkerjaan terkadang tidak seperti yang diharapkan ketika beradu nasib di Kota Pangkalpinang

"Banyak hambatan yang dihadapi oleh para pendatang ini, seperti pendidikan dan pengalaman kerja yang kurang memadai. Sehingga akhirnya mereka bertahan hidup, dengan mengharapkan belas kasihan orang lain," katanya.

Sementara itu faktor pandemi Covid-19 yang melanda dua tahun terakhir, berkontribusi terhadap memburuknya perekonomian masyarakat. 

Dampak pandemi diungkapkan Fitri Harahap membuat masyarakat kehilangan pekerjaan dan penghasilan, sehingga harus bertahan dan berjuang demi memenuhi kebutuhan hidup

"Persoalan juga semakin diperparah oleh situasi ekonomi nasional dan dunia yang semakin sulit, yang berdampak pada terjadinya inflasi, kenaikan harga BBM, kemudian bermuara pada kenaikan harga-harga barang yang semakin sulit dijangkau masyarakat kelas bawah," katanya.