Find Us On Social Media :
Aplikasi PLTS Atap di rumah (Dok. UNDP Indonesia)

Pengembangan PLTS Atap di Indonesia Terbentur Aturan PLN?

Marselus Wibowo Jumat, 21 Oktober 2022 | 16:38 WIB

SonoraBangka.ID - Saat ini pengembangan PLTS Atap di Indonesia belum menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) mengungkapkan, pengembangan PLTS Atap terkendala pembatasan maksimum 15% dari total kapasitas listrik terpasang oleh PT PLN.

PLN memberikan syarat tambahan ke pelanggan atau pelaku usaha yang ingin memasang PLTS Atap, hingga pemberian izin juga tidak pasti.

Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) Fabby Tumiwa menjelaskan, aturan PLN membatasi hanya boleh memasang kapasitas PLTS sebesar 15 persen kapasitas listrik terpasang.

Contohnya, jika pelanggan rumahnya berdaya 2200 VA, maka maksimun PLTS Atap yang boleh terpasang hanya 330 Wp.

Aturan PLN ini, lanjutnya, bertentangan dengan Permen ESDM No. 26/2021 menyatakan maksimal 100 persen kapasitas terpasang.

“PLN juga memberikan syarat tambahan untuk pengajuan izin PLTS, misalnya diminta untuk membuat load flow analysis dan sebagainya. Permintaan berbeda dari satu wilayah dengan wilayah lain,” kata Fabby, seperti dikutip dari Kontan.co.id, Kamis (20/10/2022).

Ia melanjutkan, dalam beberapa kasus, PLN juga meminta pelanggan rumah tangga naik daya ke 10 kVA atau lebih tinggi untuk pasang 2 kWp. Sebagai catatan, dari perhitungan AESI minimum kapasitas PLTS skala kecil 2 kWp untuk rumah tangga, idealnya 3 KWp untuk pelanggan rumah tangga 2,200 VA.

“Keluhan banyak. Seperti saya sampaikan PLN minta banyak syarat tambahan, dan waktu pemberian izin juga tidak pasti,” kata Fabby.

Sementara kasus lain, PLN menyatakan exim meter tidak tersedia jadi pelanggan harus menunggu.

Potensi pasar PLTS Atap besar

Menurut kajian Institute for Essential Services Reform (IESR) yang juga digawangi Fabby, potensi pasar PLTS Atap besar di Indonesia. Sebab, ada potensi 9 persen dari pelanggan rumah tangga yang berminat pasang PLTS dengan estimasi kira-kira 1,1 juta pelanggan.