SonoraBangka.id - Stunting adalah kondisi ketika seorang anak gagal tumbuh, sebagai akibat dari penyakit, kesehatan yang buruk, dan kekurangan gizi.
Stunting tak bisa dianggap sebagai hal yang sepele karena berisiko memperlambat perkembangan otak anak, dan meningkatkan risiko penyakit kronis di kemudian hari, seperti obesitas, diabetes, dan hipertensi.
Salah satu penyebab stunting adalah banyaknya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan anemia sejak remaja.
Oleh karena itu periode usia ini harus diintervensi karena dampaknya besar bagi stunting.
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, drg. Widyawati mengungkapkan sebagai salah satu masalah kesehatan nasional, stunting perlu mendapatkan perhatian dan penanganan khusus dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, swasta hingga tingkat keluarga.
Intervensi Kementerian Kesehatan difokuskan untuk mencegah stunting pada “pesan tematik ABCDE” antara lain Aktif minum Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri seminggu sekali dan Ibu hamil setiap hari minimal 90 tablet selama kehamilan.
Bumil teratur periksa kehamilan minimal 6 kali, Cukupi konsumsi protein hewani setiap hari bagi bayi usia diatas 6 bulan.
Datang ke posyandu setiap bulan untuk pemantauan pertumbuhan (timbang dan ukur) dan perkembangan, serta imunisasi balita ke posyandu setiap bulan, dan Eksklusif ASI 6 bulan dilanjutkan hingga usia 2 tahun.
“Upaya dalam mencegah stunting perlu menerapkan prinsip gizi seimbang, mulai dari konsumsi makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan empat (4) prinsip gizi seimbang,” ujar Dr. Rimbawan, Anggota Dewan Penasihat Nutrisi Herbalife Nutrition dalam webinar Bersama Cegah Stunting Melalui Aksi ABCDE.
Empat (4) prinsip gizi seimbang tersebut antara lain selalu memperhatikan pentingnya pola hidup aktif dan berolahraga, mengonsumsi makanan dengan beraneka ragam, menjaga berat badan ideal dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.