SonoraBangka.ID - Kementerian Pertanian (Kementan) sukses menggelar Sarasehan Tahunan Aliansi Peneliti Pertanian Indonesia (APPERTANI) Tahun 2022/2023.
Dalam momen tersebut, Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) berkolaborasi dengan APPERTANI membahas penguatan perkebunan nasional.
“Perkebunan merupakan sub sektor penting dalam mendorong perekonomian negara,” ujar Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah, Sabtu (24/6/2023).
Menurutnya, perlu strategi penguatan perkebunan yang tepat jitu agar peningkatan produksi dan produktivitas serta ekspor perkebunan dapat terwujud.
Pernyataan tersebut Andi sampaikan pada acara APPERTANI yang mengangkat topik “APPERTANI Mendukung Inovasi dan Standarisasi untuk Solusi Pertanian,” di Aula Pusat Standardisasi Instrumen Perkebunan, Bogor (24/6/2023).
Sebagai langkah lebih lanjut, Andi mengatakan, Kementan khususnya Ditjenbun memiliki enam strategi penguatan perkebunan nasional.
Pertama, kata dia, strategi penguatan melalui Sawit Indonesia Satu Berkelanjutan (Sawit Satu), yaitu Satu Peraturan Kelapa Sawit, percepatan peremajaan sawit rakyat (PSR) , Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), sarana dan prasarana (Sarpras), sumber daya manusia (SDM), penerimaan pajak, transparansi dan lembaga sertifikasi.
“Kedua, penguatan perkebunan membutuhkan inovasi dengan didukung teknologi yang memadai, tentu membutuhkan pendanaan,” imbuh Andi.
Menurutnya, perlu adanya kolaborasi berbagai pihak terkait, khususnya inisiasi sumber pendanaan pekebunan melalui pembentukan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Nasional.
Lanjut Andi mengatakan, penguatan ketiga adalah melakukan antisipasi terhadap perubahan iklim, krisis pangan dan penguatan standar produk.