Find Us On Social Media :
()

Perum BULOG Ungkapkan Pentingnya Impor Beras untuk Indonesia

Riska Tri Handayani Minggu, 7 Juli 2024 | 08:01 WIB

SonoraBangka.id - Sebagai negara agraris dengan sejarah panjang dalam produksi dan konsumsi beras, Indonesia masih harus mengimpor beras dari negara lain meskipun memiliki potensi besar dalam sektor pertanian.

Hal ini sering menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat: mengapa negara yang dahulu pernah berhasil mencapai swasembada beras sekarang harus mengimpor?

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras di Indonesia mengalami fluktuasi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti krisis iklim, penurunan luas lahan pertanian, kondisi tanah, dan akses air.

Produksi padi pada periode Januari-April 2024 mengalami penurunan sebesar 17,54% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni mencapai 22,55 juta ton.

Prof. Dr. Bustanul Arifin, Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI), menjelaskan, “Perubahan iklim, penurunan lahan pertanian, dan faktor produksi lainnya sering menghambat pencapaian target produksi."

"Oleh karena itu, impor beras menjadi salah satu solusi untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras di pasaran.”

Konsumsi beras per kapita di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan dengan negara lain, didorong oleh pertumbuhan penduduk yang pesat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Untuk mengatasi kesenjangan antara produksi dan konsumsi, impor beras sangat diperlukan agar tidak terjadi kelangkaan yang bisa memicu kenaikan harga yang signifikan.

Bayu Krishanmurti, Direktur Utama Perum BULOG, menegaskan, “Proses impor beras dilakukan secara bertahap, dengan tetap memprioritaskan penyerapan gabah dan beras dalam negeri serta memperhatikan neraca perberasan nasional."

"Target kami tahun ini adalah menyerap sebanyak 900 ribu ton beras, melebihi target yang ditetapkan pemerintah.”