Find Us On Social Media :
Warga berjalan dan berfoto di Taman Kusuma Bangsa, Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Minggu (18/8/2024). Taman Kusuma Bangsa menjadi lokasi wisata bagi masyarakat sekitar setelah diresmikan pada Senin (12/8/2024). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja) (KOMPAS.COM)

Istana Garuda dan Sumbu Penting IKN dilihat dari Perspektif Feng Shui

Oliver Doanatama Siahaan Selasa, 20 Agustus 2024 | 20:26 WIB

SONORABANGKA.ID - Adalah Istana Garuda dan Istana Negara dengan sumbu-sumbu penting di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang dianggap sejumlah kalangan tidak simetris secara visual, menjadi kontroversi yang terus bergulir diperbincangkan.

Beragam argumentasi dikemukakan masyarakat sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. 

Tapi dari sekian banyak pandangan, perspektif feng shui tentang Istana Garuda, Istana Negara, dan sumbu-sumbu penting lainnya di IKN tak banyak yang mengulas.

Kompas.com secara eksklusif mendapatkan point of view dari Dosen Matakuliah Fengshui dan Arsitektur Universitas Tarumanagara Sidhi Wiguna Teh terkait elemen-elemen penting dan monumental dari pembangunan IKN tersebut.

Sidhi yang memiliki rekam jejak sebagai murid Grand Master Yap Cheng Hai, pernah melakukan studi bagaimana feng shui diterapkan pada Putrajaya, ibu kota baru Malaysia.

Untuk diketahui, Putrajaya mendapat supervisi dari Grand Master Yap atas perintah Mahathir Mohamad.

Oleh karena itu, ketika Sidhi dan tim mengikuti sayembara Masterplan atau Gagasan Desain IKN pada tahun 2019 dengan nomor peserta 0654D, mengusulkan penerapan feng shui dalam penataannya terutama perletakan istana dan sumbu-sumbu penting IKN.

Menurut Sidhi, rencana pembangunan IKN menarik untuk diikuti dan tentu akan lebih baik lagi apabila dapat turut berpartisipasi.

Cakupan area seluas 256.142 hektar untuk Kawasan Strategis Nasional yang terbagi menjadi Kawasan Pengembangan IKN seluas 199.962 hektar, Kawasan IKN seluas 56.180 hektar dan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) seluas 6.596 hektar dalam pembangunannya menerapkan delapan prinsip.

Kedelapan prinsip tersebut adalah didesain sesuai kondisi alam, mengakomodasi prinsip Bhinneka Tunggal Ika,  terhubung, aktif dan mudah diakses, rendah emisi karbon, sirkuler dan tangguh, aman dan terjangkau, nyaman dan efisiensi melalui teknologi, serta membawa peluang ekonomi untuk semua.