SonoraBangka.id - Diketahui, bahwa air adalah salah satu aspek kebutuhan paling esensial bagi kelangsungan hidup setiap orang, termasuk untuk sektor industri.
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Dumai sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di sektor industri migas yang turut memanfaatkan penggunaan air untuk menunjang kegiatan bisnisnya.
Tak hanya itu, kilang Dumai juga terus melakukan pemantauan dan pengelolaan air bersih secara ketat dan berkelanjutan dengan berbagai upaya yang progresif.
Area Manager Communication, Relations, & CSR Kilang Dumai, Agustiawan, mengatakan pihaknya terus berupaya melakukan pengelolaan air dan limbah domestik demi mencapai efisiensi air serta pengelolaan lingkungan dengan menciptakan berbagai inovasi yang inovatif.
“Pengelolaan air secara bijak dan konsisten demi memastikan efisiensi air yang terus dilakukan.
"Ini sudah menjadi komitmen kami dalam mendukung tercapainya tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 6 yaitu air bersih dan sanitasi layak, dan ini juga sudah menjadi tanggung jawab kami dalam menjaga lingkungan sekitar yang akan berdampak bagi masyarakat,” jelas Agustiawan.
Menurut Agustiawan, upaya yang dilakukan dalam pengelolaan air tersebut dilaksanakan dari sisi internal maupun eksternal perusahaan melalui kolaborasi pada pelaksanaan pengembangan masyarakat lewat program-program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau juga yang dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR).
Bertepatan dengan peringatan Hari Pemantauan Air Sedunia (World Water Monitoring Day) yang diperingati setiap tanggal 18 September, guna mencapai tujuan dan komitmen tersebut, Kilang Dumai telah berhasil melakukan upaya efisiensi air dan penurunan beban pencemaran air dalam menjalankan praktik bisnisnya sesuai dengan kajian Life Cycle Assessment (LCA).
Berdasarkan data tahun 2023, Kilang Dumai telah mengimplementasikan program-program Efisiensi Air dan Penurunan Beban Air Limbah untuk menurunkan dampak penggunaan air secara keseluruhan, Eutrofikasi atau pencemaran air akibat meningkatnya kadar mineral dan nutrisi.
Lalu zat kimia berbahaya terhadap organisme di daratan, ekosistem air tawar hingga ekosistem laut, serta seberapa berbahayanya efek racun bagi suatu organisme yang dibuktikan dengan adanya 85 persen program Efisiensi Air dan 67 persen program Penurunan Beban Air Limbah yang terintegrasi pada evaluasi dampak dari kajian LCA.