Masyarakat Indonesia sekarang bisa leluasa memilih opsi pembayaran baik itu secara tunai, menggunakan e-wallet, dan kartu bank. Perkembangan sistem pembayaran di Indonesia cukup pesat dan salah satu manfaat utama yang dirasakan adalah kemudahan pembayaran.
Meski begitu, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam pengelolaan metode pembayaran tersebut. Simak pembahasan lebih jelasnya pada artikel berikut ini.
Apa Saja Tantangan Dalam Mengelola Sistem Pembayaran?
Adopsi digital dalam metode pembayaran cukup menjanjikan di Indonesia. Semakin banyak masyarakat yang lebih memilih untuk memakai uang digital alih-alih memakai uang kertas. Tantangan dalam adopsi ini bisa berupa penyebaran yang kurang merata dan performa dari platform uang digital terkait.
Supaya lebih jelasnya, Anda bisa simak beberapa poin di bawah ini:
1. Performa aplikasi atau platform kurang baik
Meski kita sudah tahu harus bagaimana cara memakai aplikasi pembayaran digital, bisa saja terdapat kendala tertentu. Sumber kendala bisa dari aplikasi yang digunakan alih-alih pengguna. Misalnya saja aplikasi terkait tidak bisa menjaga data pribadi pengguna dengan baik.
Saat server tidak dipelihara dengan andal, platform tersebut bisa saja tidak dapat memberikan performa yang baik. Maintenance suatu platform keuangan sudah seharusnya tidak terlalu lama dan berlangsung bukan pada saat jam-jam sibuk. Misalnya saja pada saat dini hari menjelang pagi.
Pengguna lebih baik rutin memperbarui aplikasi agar bisa menggunakan fitur-fitur terbaru dengan lancar. Update tersebut juga bisa memperkuat lapisan keamanan sistem supaya data keuangan kita bisa aman.
2. Akses kurang memadai terhadap wawasan sistem terbaru
Meski performa aplikasi atau platform pembayaran sudah canggih dan bisa diandalkan, tapi akan percuma jika kita tidak memahaminya. Jadi, tantangan lainnya adalah seberapa jauh masyarakat bisa menggunakan sistem pembayaran dengan baik.
Pemahaman ini harus secara menyeluruh termasuk cara mendaftar, membayar, top up, transfer dana, dan promo. Sumber wawasan tersebut bisa didapatkan melalui platform terkait, sosial media, website, atau video tutorial. Orang menengah ke atas mungkin sudah banyak yang familiar dengan cara kerja platform pembayaran digital.
Tapi tidak dengan mereka yang tinggal di pedesaan. Adopsi bisa terhambat karena edukasi yang terbatas. Setiap masyarakat perlu punya akses mudah terhadap informasi menyeluruh seputar pembayaran digital.
3. Celah keamanan digital yang berbahaya
Para peretas atau penjahat siber berupaya untuk menemukan celah-celah untuk menjalankan aksinya. Bukan hanya sistem pembayaran yang semakin canggih, namun tools dan teknik yang dimiliki peretas juga semakin canggih. Jika pengguna keliru dalam mengelola pembayaran digital mereka, maka bisa saja data mereka dicuri.