SonoraBangka.ID - Konflik antara buaya dengan manusia terjadi lagi di Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Seekor buaya tua dengan panjang badan yang diperkirakan 4,5 meter ditemukan mati setelah dua hari dalam tangkapan masyarakat.
Buaya yang diperikirakan berumur lebih dari 100 tahun itu diduga mati lsntaran luka jerat dan faktor kelelahan.
Kepala Resor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kepulauan Bangka Belitung Septian Garo menuturkan, buaya tersebut ditangkap di Desa Kayu Besi, Bangka, pada Senin (3/8/2020) malam.
Dilansir dari Kompas.com, menurut Septian, predator tersebut ditangkap karena telah menyerang warga dan proses evakuasinya terkendala dengan aturan adat setempat.
"Kami dapat informasi ada buaya ditangkap warga karena telah menyerang. Kami langsung hubungi Sekdes setempat, berkoordinasi untuk evakuasi," ungkap Septian dalam keterangan tertulis, Rabu (5/8/2020).
"Namun, menurut Sekdes, ada aturan adat atau kepercayaan setempat bahwa buaya tersebut tidak boleh dievakuasi," imbuhnya.
Lebih lanjut, Septian mengatakan, evakuasi batal dilakukan kerena adanya kepercayaan masyarakat akan terjadi musibah bagi warga sekitar jika buaya tersebut dievakuasi.
Oleh karena itu, buaya dengan kondisi tanpa gigi tersebut tetap berada dalam tahanan masyarakat hingga akhirnya mati pada Selasa (4/8/2020) malam.
Sementara itu, sempat viral di medsos proses evakuasi buaya air asin yang menggunakan buldoser.
Dalam video yang diunggah akun Instagram infopublic.id, terlihat sebuah buldoser sedang menyusuri jalan raya mengangkut buaya berukuran raksasa.
"Seekor buaya muara besar berhasil diamankan di daerah Bangka Belitung," demikian caption yang tertulis pada video berdurasi 00,19 detik tersebut.
Pihak BKSDA tak menampik bahwa dalam video yang beredar tersebut terdapat buaya yang mati di daerah Kayu Besi.
Selain itu, Septian juga mengungkapkan, penguburan buaya tersebut dilakukan dengan ritual khusus oleh warga setempat.
"Kasus ini adalah kali kedua setelah pada 2016 pun demikian. Kami ditolak untuk evakuasi buaya. Kepercayaan warga atau dukun setempat untuk menguburkannya langsung dengan ritual khusus," kata Septian.
Atas kejadian tersebut, pihak BKSDA mengimbau masyarakat untuk berhati-hati beraktivitas di lokasi yang terindikasi kuat adalah habitat buaya.
"Karena buaya merupakan satwa liar yang dilindungi dan memiliki habitat atau rumah hidupnya sendiri apabila masih bisa dihindari sebaiknya hindari saja habitat buayanya. Biarkan buaya tersebut hidup di rumahnya sendiri," harap Septian.
"Apabila terpaksa untuk ditangkap, untuk berkoordinasi terlebih dahulu dengan kami agar dapat diantisipasi langkah penyelamatan sehingga tidak terjadi kematian buaya," imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Video Viral Buaya 4,5 Meter Dibawa Pakai Buldoser, Gagal Dievakuasi dan Mati karena Aturan Adat"