Kelompok ini juga termasuk orang-orang yang terus-menerus mengecek ponsel cenderung mencari sesuatu, atau apa pun yang dapat membuat perasaan lebih baik dan lebih tenang adalah .
Demikian, hal ini terungkap dalam penelitian yang melibatkan 400 orang responden, baik pria maupun wanita berusia antara 19-24 tahun.
Metode kuesioner ekstensif digunakan para peneliti untuk memeriksa tipe kepribadian dan penggunaan ponsel masing-masing responden.
Sementara itu temuan lain yang dilaporkan para peneliti adalah, kecanduan ponsel hanya salah satu bentuk distraksi dari permasalahan nyata individu.
"Dari banyak variasi kecanduan, kecanduan ponsel kemungkinan adalah sarana untuk memperbaiki suasana hati."
Peneliti juga mengungkapkan bahwa terus-menerus mengecek e-mail, mengecek pesan singkat, mengecek media sosial, dan berselancar di internet, kemungkinan merupakan sarana individu untuk menciptakan distraksi dari kekhawatiran.
Selain itu, mengecek ponsel secara terus-menerus juga merupakan sarana untuk memperoleh hiburan, demi "melarikan diri" dari segala macam bentuk kekhawatiran.
Diungkapkan oleh para peneliti bahwa para pecandu ponsel cenderung sulit fokus pada satu topik.
Sementar itu, bagi mereka yang menunjukkan sifat pemalu dan introvert cenderung lebih tidak dependen terhadap ponsel, ketimbang mereka yang bersifat lebih ekstrovert.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kecanduan Ponsel Tanda Depresi, Benarkah?", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/08/25/184121620/kecanduan-ponsel-tanda-depresi-benarkah.