Alat musiknya pun sederhana, hanya menggunakan kaleng bekar atau barang bekas untuk mengiringinya.
Minatnya bermain musik ia teruskan dengan bergabung dalam Melody Boys sekitar akhir tahun 50an.
Kelompok musik yang digawangi Rachmat Kartolo, Yahya dan A. Rachman itu awalnya banyak melakukan pertunjukan dengan membawakan lagu barat berirama jazz dan blues untuk mengiringi orang berdansa.
Namun situasi politik yang terjadi saat itu membuat grup musik itu berubah arah.
Semenjak adanya pelarangan musik barat yang dikelurkan pemerintah kala itu, grup musik tersebut berganti menyanyikan haluan menyanyikan lagu keroncong.
Setelah pelarangan musik barat itu, lagu daerah mulai digalakkan hingga terbesit keinginan Benyamin untuk mempopulerkan musik betawi.
"Lagu Betawi kan banyak, saya kan orang Betawi, kenapa nggak bisa? Gua pengin lagu Betawi terangkat. Sejak lagu ngak ngik ngok dilarang, lagu-lagu Minang naik daun, Gue pengen lagu betawi juga naik daun," kata Benyamin.
Bertemu Bing Slamet
Masih mengutip dari Kompor Meleduk Benyamin S, tekadnya untuk mengangkat budaya Betawi melalui lagu-lagu ciptaannya semakin menjadi-jadi saat peralihan Orde Lama ke Orde Baru.
Pergaulannya dengan kalangan musik menguntungkan dirinya yang kala itu memang berniat mengangkat budaya betawi.