SonoraBangka.id - Sejauh Mata Memandang adalah brand tekstil yang didirikan Chitra Subyakto sebagai bentuk kecintaannya terhadap kain tradisional Indonesia.
Berdiri di tahun 2014, label ini menghadirkan koleksi dari batik tulis.
Koleksi batik Sejauh Mata Memandang memiliki motif yang didesain sendiri, jadi tidak seperti merek lain pada umumnya.
Lalu desain motif tersebut diberikan kepada perajin untuk dibuat menjadi kain.
Bagi Chitra, menciptakan motif juga menjadi salah satu upaya yang dilakukannya demi regenerasi agar batik tetap ada.
Sementara itu, proses mencari inspirasi untuk membuat cerita yang cocok dijadikan motif batik adalah pengalaman yang tidak terlupakan.
Dengan mendesain motif sendiri, Chitra berharap bisa memberikan semangat kepada generasi muda untuk meneruskan kegiatan membatik.
Sebab, bagaimana pun, batik adalah proses kreasi yang menggunakan tangan, sehingga menuntut kesabaran.
Sementara, di jaman yang serba cepat ini, tidak banyak generasi muda yang mau melakukan proses membatik.
Di sisi lain, kebanyakan pembatik usianya sudah lanjut.
Sebagian besar motif yang didesain terinspirasi dari hal-hal kecil yang ada di sekitar masyarakat.
“Jadi pada saat mengerjakan (membatik) kain motif kami mereka bisa lebih terbuka dan senang karena motifnya berbeda dari batik klasik,” kata Chitra saat dihubungi Kompas.com, Jumat (2/10/2020).
Batik klasik dari Indonesia diakui oleh Chitra, merupakan karya yang sangat indah.
Chitra pun termasuk orang yang mengagumi batik klasik.
Namun, yang tak kalah penting baginya adalah regenerasi.
Diungkapkannya, supaya batik terus dikerjakan oleh generasi yang lebih muda lagi agar tetap terjaga dan tidak pernah hilang.
Karena batik adalah salah satu budaya yang perlu dijaga dan tetap ada.
Tak hanya itu, agar budaya ini tidak hilang, Chitra berharap setiap orang memiliki satu batik tulis di rumahnya.
Dia lantas mengingatkan, batik adalah kain yang proses pembuatan yang menggunakan malam atau lilin.
Beberapa orang mungkin berpikir mereka sudah memiliki busana batik.
Padahal bisa jadi sebenarnya itu adalah busana printing.
“Kalau printing itu bukan batik, kalau bicara batik hanya batik tulis dan batik cap." "Mungkin banyak yang belum paham kalau ada beberapa motif yang ada di kain dibuatnya bukan dengan proses batik,” kata Chitra.
Nah, oleh sebab itu, tak ada salahnya untuk mencari informasi sebelum membeli kain agar batik bisa terus dilestarikan.
Yuk kita lestarikan batik !
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Desain Motif Sendiri, Upaya Chitra Subyakto Lestarikan Batik", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/10/02/104149920/desain-motif-sendiri-upaya-chitra-subyakto-lestarikan-batik?page=2.