Dato Sardi, Ketua Lembaga Adat Melayu Negeri Sejiran Setason, sekaligus Ketua Lembaga Tinggi Masyarakat Adat Republik Indonesia Provinsi Kep Bangka Belitung
Dato Sardi, Ketua Lembaga Adat Melayu Negeri Sejiran Setason, sekaligus Ketua Lembaga Tinggi Masyarakat Adat Republik Indonesia Provinsi Kep Bangka Belitung ( Istimewa)

Tolak Bala, Masyarakat Desa Air Nyatoh Gelar Ritual Adat Rebo Kasan

14 Oktober 2020 10:29 WIB

SONORABANGKA.ID - Rebo Wekasan adalah ritual tradisi masyarakat Nusantara pada hari Rabu terakhir Bulan Safar atau bulan ke dua penanggalan Hijriyah.

Tradisi Rebo Wekasan ini di Pulau Bangka lebih dikenal dengan sebutan Rebo Kasan.

Upacara adat Rebo Kasan yang jatuh pada hari ini, Rabu (14/10/2020) juga digelar di Desa Air Nyatoh, Kecamatan Simpang Teritip, Kabupaten Bangka Barat.

Ketua Lembaga Adat Melayu Negeri Sejiran Setason, Dato Sardi yang hadir dalam acara ini mengatakan, rangkaian kegiatan Rebo Kasan di Desa Air Nyatoh diawali dengan doa tolak bala tadi malam bersama masyarakat setempat.

"Habis magrib, tadi malam kita adakan doa tolak bala bersama masyarakat. Dan untuk hari ini digelar acara adat Rebo Kasan di Pantai Desa Air Nyatoh bersama tokoh masyarakat dan sejumlah warga," tutur Dato Sardi.

Dato Sardi yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Tinggi Masyarakat Adat RI Provinsi Bangka Belitung menyebut, acara pada hari ini, dilakukan ritual tolak bala dan hiburan tradisional yang ditampilkan masyarakat setempat.

Dalam pertujunkan tradisional yang ditampilkan hari ini, Sardi mengungkapkan bahwa terdapat sekitar 60 persen kaum muda atau milenial yang dilibatkan.

Menurutnya, anak muda harus dilibatkan dalam berbagai kegiatan adat untuk menjaga kelestarian budaya dan adat istiadat di suatu wilayah dalam kondisi apapun.

"Ritual adat, harus tetap dilaksanakan dalam kondisi apapun, meskipun saat ini sedang Covid, kita tetap lakukan dengan cara sederhada dan tanpa ada tamu dari luar," kata Sardi.

Lebih lanjut, ia menjelaskan tentang istilah "Tungku Berkaki 3", yang harus menjadi pendoman agar kehidupan manusia bisa seimbang.

"Tungku berkaki 3 itu meliputi, Hukum Adat, Hukum Agama dan Hukum Negara. Semuanya harus berjalan beriringan dan tak boleh ada yang ditinggalkan sebagai pedoman kita, agar kehidupan menjadi seimbang," terang Sardi.

Dato Sardi, Ketua Lembaga Adat Melayu Negeri Sejiran Setason, sekaligus Ketua Lembaga Tinggi Masyarakat Adat Republik Indonesia Provinsi Kep Bangka Belitung

Menurutnya, Rebo Kasan adalah hari terakhir diturunkannya ribuan bala, sehingga dengan peringatan Rebo Kasan ini, Sardi berharap semua bala yang ada di negeri ini  segera hilang.

"Ini hari terakhir diturunkan bala, semoga dengan doa tolak bala yang kita lakukan, semua bala yang ada di negeri ini diangkat oleh Allah SWT, khususnya corona, musibah yang membuat masyarakat susah," pungkasnya.

 

 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm