SonoraBangka.id - Setiap orang memiliki kesehatan mental, seperti halnya kesehatan fisik, kita perlu menjaga dan memeliharanya.
Sementara itu, masalah kesehatan mental ini dapat memengaruhi suasana hati, cara berpikir, dan perilaku seseorang.
Gejala yang terjadi pada setiap orang umumnya berbeda-beda.
Ada banyak jenis masalah kesehatan mental. Mulai dari yang ringan, sedang, hingga berat.
Tapi yang paling sering terjadi adalah kecemasan, depresi, OCD, bipolar, dan skizofrenia.
Saat ini, semakin banyak masyarakat yang peduli dengan kondisi kesehatan mentalnya.
Selain itu, banyak pula yang tak ragu untuk memeriksakan diri ke tenaga profesional apabila merasa mentalnya bermasalah.
Tapi di sisi lain, sebagian orang masih bingung harus berobat ke psikolog atau psikiater.
Ya, meskipun sama-sama menangani masalah kesehatan mental, psikolog dan psikiater memiliki fungsi yang berbeda.
Psikolog biasanya menangani pasien lewat psikoterapi.
Psikolog merupakan ahli psikologi yang mampu mengatasi masalah kejiwaan dan mendiagnosis dengan melihat gejala psikologis.
Sedangkan psikiater adalah tenaga medis yang telah menempuh pendidikan kedokteran spesialis kejiwaan.
Dalam penanganan pasien, psikiater biasanya memberikan obat-obatan.
Lantas bagaimana cara menentukan seseorang harus berobat ke psikolog atau ke psikiater untuk menangani masalah kesehatan mentalnya?
Dr Diah Setia Utami, Sp.KJ, MARS, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kejiwaan Indonesia (PDSKJI), menjelaskan, bahwa untuk menentukan apakah seseorang harus berobat ke psikolog atau psikiater, harus dilihat dari gejala yang timbul.
Diah dalam webinar Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Rabu (14/10/2020), mengatakan, umumnya pada gejala sedang menuju ke berat harus berobat ke psikiater.
Sebab mulai ada gangguan dalam fungsi kehidupan.
Dalam webinar yang diselenggarakan oleh PDSKJI dan Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, Diah mencontohkan gejala yang menandakan seseorang harus berobat ke psiater yakni kecemasan tingkat tinggi.
Kecemasan tingkat tinggi bisa menimbulkan gejala panik yang membuat seseorang tidak berani keluar rumah, rasa takut berlebihan, dan tidak berani ketemu orang lain.
“Atau bisa juga gangguan-gangguan yang menimbulkan pikiran bunuh diri dan tindakan yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain,” imbuh Diah.
Contoh lainnya adalah perilaku aneh yang terlihat tidak seperti biasanya antara lain menolak makan dan mudah marah terhadap hal kecil.
Sementara itu ditambahkan Diah, bahwa kondisi itu artinya sudah membutuhkan pengobatan psikotropika untuk meredakan gejala-gejala tersebut sehingga orang itu bisa berfungsi lebih baik lagi..
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Periksa Kesehatan Mental, Pilih Psikolog atau Psikiater?", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/10/14/181000320/periksa-kesehatan-mental-pilih-psikolog-atau-psikiater-.