Bagikan :
Hal ini membuat orangtua terikat dengan anak-anak dan mengatur semua aktivitas.
Akibatnya anak tidak memiliki ruang untuk belajar melakukan sesuatu atau membuat keputusan untuk diri sendiri.
Dikatakan Segrin seperti dikutip Asia One, bahwa orangtua ingin anak-anaknya berprestasi sesuai keinginan mereka karena itu membuat orangtua terlihat baik.
Sebagai orangtua, memang tidak ada salahnya berharap anak mendapatkan hasil yang sempurna.
Hal ini juga menunjukkan kepedulian. Sayangnya, orangtua mengukur keberhasilan anak sesuai dengan standar mereka.
Ini adalah pola asuh yang berlebihan dan kurang tepat.
Selain kesempurnaan, studi yang dilakukan Segrin menunjukkan kecemasan orangtua juga dapat menyebabkan terjadinya overparenting.
Menurut studi tersebut, merasa cemas tentang anak-anak tidak selalu mengakibatkan pola asuh yang berlebihan.
Tetapi bisa menjadi permulaan. Terlalu mengkhawatirkan anak dapat menyebabkan orangtua langsung memikirkan risiko dan bahaya yang belum tentu terjadi.
Ada alasan yang membuat orangtua menjadi terlalu cemas. Misalnya saja memiliki kesalahan di masa lalu.
Nah, hal inilah yang membayangi orangtua sehingga tidak ingin anak-anaknya mengalami kejadian yang sama atau peristiwa buruk dalam hidupnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Efek Negatif Jadi Orangtua Perfeksionis", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/11/01/121212420/efek-negatif-jadi-orangtua-perfeksionis?page=2.
