Pada saat berkendara di kondisi jalan menurun, sebagian pengemudi tetap memosisikan transmisi di D atau di L. Disarankan untuk mengombinasikan antara posisi transmisi D dan L. Jika selalu pakai L, kopling transmisi akan jadi panas.
Sementara, bila selalu di D, khususnya turunan yang curam, akan mengurangi adanya engine brake. Sehingga, mobil lebih cepat meluncur dan untuk mengurangi lajunya hanya mengandalkan rem saja.
4. Kurang Memerhatikan Posisi Transmisi ketika Parkir
Tidak sedikit pengemudi mobil matik yang kurang memerhatikan posisi transmisinya ketika akan parkir atau keluar parkir, dan menginjak gas secara agresif.
“Mereka pikir mobil maju, padahal posisi gigi mundur, karena agresif injek gasnya, mobil jadi meluncur tidak terkendali,” ujar Anjar.
5. Posisi Ban ketika Menderek Mobil
Ketika menderek mobil matik, banyak yang tidak memerhatikan posisi ban penggerak. Ban tersebut tidak diangkat atau digantung.
Anjar mengatakan, kondisi tersebut bisa membuat komponen dalam transmisi rusak, karena dipaksa jalan tanpa ada lubrikasi. Dalam keadaan mesin mati, maka pompa oli juga akan mati, sehingga tidak ada pelumas yang tersirkulasi.
6. Telat Ganti Oli Transmisi
Telat atau tidak mengganti oli transmisi sesuai jadwal juga berpotensi memberikan dampak buruk bagi transmisi tersebut.
“Bisa jadi keausan, karena fungsi lubrikasi di dalam transmisi tidak optimal. Sehingga bisa mengakibatkan kerusakan yang fatal pada komponen transmisi,” kata Anjar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Kesalahan Umum yang Sering Dilakukan Pengemudi Mobil Transmisi Matik", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2020/11/12/124100815/6-kesalahan-umum-yang-sering-dilakukan-pengemudi-mobil-transmisi-matik?page=all#page2.