Di antaranya kesehatan mental, fungsi sosial untuk berinteraksi dengan orang lain, dan juga vitalitas.
Disebutkan, orang-orang yang bercerai mengalami stres dan memicu sistem kekebalan tubuh hingga menjadi lemah.
Sehingga akhirnya, tidak sedikit dari mereka yang akhirnya mengalami gangguan jantung, kualitas tidur yang lebih buruk, kecemasan, serta meningkatnya depresi.
Di samping itu, sifat perceraian juga tampaknya menentukan dampaknya terhadap kesehatan seseorang.
Orang-orang yang bercerai dengan konflik yang lebih sedikit, tingkat kesehatan fisik maupun mentalnya lebih baik dibandingkan dengan pasangan dengan tingkat konflik yang lebih tinggi.
Dijelaskan Søren Sander, bahwa pada semua jenis kelamin, tingkat konflik perceraian yang lebih tinggi ditemukan untuk memprediksi kesehatan mental yang lebih buruk.
Ditambahkan Soren, bahkan ketika memperhitungkan variabel sosio-demografis dan karakteristik perceraian.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lihat, Perceraian Berdampak Buruk bagi Kesehatan Fisik dan Mental", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/12/04/200501320/lihat-perceraian-berdampak-buruk-bagi-kesehatan-fisik-dan-mental?page=2.