Bila ini dilakukan maka efeknya akan terasa saat mobil dikendarai, misalnya kendaraan menjadi tidak nyaman karena ban terlalu keras.
“Dampak lainnya seperti setir menjadi terlalu ringan dan sulit dikendalikan, keausan ban tidak rata, hanya bagian tengahnya saja,” ucap Zulpata.
Sebaliknya, Zulpata melanjutkan, bila kendaraan dalam kondisi penuh tapi tekanan udaranya standar, maka mobil jadi tidak stabil saat dikemudikan.
Selain itu, efek lainnya karena tekanan udara yang kurang adalah potensi kerusakan pada bagian dinding ban.
Hal ini disebabkan karena ban dengan tekanan udara yang kurang dipaksa untuk memikul beban kendaraan yang terlalu berat.
Untuk itu, Zulpata pun menyarankan, agar pemilik kendaraan tetap menyesuaikan tekanan udara sebagaimana rekomendasi dari pabrikan.
Hal ini karena ukuran tekanan udara tersebut sudah ditentukan dengan berbagai pertimbangan dan juga penelitian dari pabrikan.
“Yang paling bagus adalah tekanan udara sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan, jangan kelebihan dan jangan kekurangan,” ujar Zulpata.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Sembarangan Tambah atau Kurangi Tekanan Udara Ban Mobil", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2020/12/25/110200515/jangan-sembarangan-tambah-atau-kurangi-tekanan-udara-ban-mobil?page=all#page2.