Temuan itu dihasilkan tim peneliti yang mempelajari 552 rumah tangga di pedesaan Kenya, terdiri dari 699 balita yang tumbuh dengan satu saudara kandung berusia 7-14 tahun.
Kemudian, peneliti mensurvei orangtua anak guna mengetahui siapa yang memberikan stimulasi lebih banyak kepada anak.
Peneliti menanyakan apa saja kegiatan yang dilakukan anggota keluarga dengan anak balita, entah itu menyanyi, membaca atau bermain.
Menurut peneliti, aktivitas tersebut dapat membantu membangun kosa kata dan keterampilan motorik anak.
Secara rata-rata, hasil yang ditemukan peneliti adalah kakak perempuan terlibat lebih banyak aktivitas dengan adiknya dibandingkan anggota keluarga lain.
"Pada sampel kami di Kenya, anak perempuan menghabiskan waktu dua kali lebih banyak dibanding anak laki-laki untuk perawatan adik mereka," kata Ozier.
"Saudara laki-laki jika tidak memerhatikan adiknya, memiliki tanggung jawab berbeda, misalnya merawat hewan, dan mungkin lebih banyak waktu luang."
Para orangtua juga ditanyai tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi mereka.
Anak balita diuji untuk padanan kosakata baik aktif dan pasif, serta dilihat sejauh mana mereka mengembangkan keterampilan motorik halus, seperti menggambar hal-hal tertentu.