Mutasi virus corona
Menurut data Cleveland Clinic, ada dua varian virus corona yang muncul akhir-akhir ini. Masing-masing varian tersebut memiliki rangkaian mutasinya sendiri.
Akan tetapi, keduanya mengandung perubahan kecil pada bagian ujung protein yang membantu virus corona menempel pada sel tubuh manusia.
Hal yang paling mengkhawatirkan dari varian baru virus corona ini adalah penularannya yang lebih cepat. "Hal ini mengkhawatirkan karena menyebabkan virus dapat menyebar dengan lebih mudah,” kata Rhoads.
Sulit untuk mengukur secara tepat seberapa besar dampak varian baru terhadap pandemi ini karena ada banyak faktor yang berkontribusi pada kecepatan virus menyebar, termasuk perilaku manusia.
Tetapi varian baru yang muncul diinggris di perkirakan 50 persen lebih menular daripada varian virus corona yang sebelumnya.
Sejauh ini, para ahli mengatakan tidak ada bukti yang jelas bahwa varian virus baru ini lebih mematikan, menyebabkan penyakit yang lebih parah, atau akan membuat vaksin COVID-19 tidak efektif.
Namun, ada kemungkinan hal itu bisa berubah seiring waktu karena mutasi adalah perubahan kecil dalam susunan genetik virus yang terakumulasi dari waktu ke waktu.
Tetapi, strain varian yang terdeteksi saat ini masih terlihat sangat mirip dengan strain asli yang menjadi awal penyebab pandemi pandemi dan digunakan untuk mengembangkan serta menguji vaksin.
Perubahan yang terus terjadi pada virus corona ini masih trus diteliti oleh para ahli di seluruh dunia.
Dengan munculnya varian baru ini, masyarakat diharapkan lebih berhati-hati dan tetap patuh pada protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, membatasi kontak dekat dengan orang lain dan bersedia melakukan vaksinasi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Yang Perlu Kita Tahu tentang Mutasi Virus Corona", Klik untuk baca: https://health.kompas.com/read/2021/01/13/140000568/yang-perlu-kita-tahu-tentang-mutasi-virus-corona?page=all#page2.