Ekspresi tertawa dan menangis tanpa terkendali itu berlangsung lebih lama dari yang diharapkan.
Ledakan frustasi dan kemarahan, serta ekspresi wajah yang tidak cocok dengan emosi.
Ledakan ekspresi semacam tersebut terjadi beberapa kali sehari ataupun beberapa kali dalam sebulan.
Gejala-gejala di atas tidak terkait dengan suasana hati.
Dengan kata lain, Anda mungkin merasa bahagia, tetapi mulai menangis dan tidak bisa berhenti; atau Anda bisa merasa sedih tetapi mulai tertawa ketika tidak seharusnya.
Lalu, Anda mungkin hanya mengalami salah salah satu dari gejala tersebut, dan tidak secara keseluruhan.
Beberapa orang juga mengatakan bahwa gejalanya muncul begitu cepat, seperti kejang.
Selain itu, PBA sangat mudah untuk dikira gejala orang yang mengalami depresi atau gangguan bipolar, meskipun sebenarnya berbeda.
Penyebab
Para ilmuwan meyakini bahwa PBA dapat terjadi akibat kerusakan pada korteks prefrontal atau area otak yang membantu mengendalikan emosi.
Selain itu, PBA juga bisa terjadi karena perubahan bahan kimia otak yang terkait dengan depresi dan hiper mood (mania).
Cidera atau penyakit yang dapat mempengaruhi otak juga bisa menjadi pemicu PBA.
Bahkan, ada sekitar setengah dari orang yang terserang stroke mengalami PBA.
Serta, kondisi penyakit atau kelainan di otak seperti tumor otak, demensia, sklerosis multiple (MS), amyotrophic lateral sclerosis (ALS), dan penyakit parkinson dapat dikaitkan dengan PBA tersebut.
Diagnosis