Di usia 2-3 tahun anak bisa mulai dikenalkan dengan gender laki-laki dan perempuan, dan bagaimana keduanya memiliki perbedaan.
"Kasih tahu (kalau anak perempuan) itu namanya vagina, kalau laki-laki penis.
Itu enggak boleh dipegang dan dilihat sembarang orang dan itu penanda kamu perempuan atau laki-laki," ungkapnya.
Sedangkan setelah memasuki usia sekolah, beberapa anak mulai melontarkan pertanyaan-pertanyaan kritis, misalnya tentang mengapa ada bayi di perut ibu.
Jelaskan dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami anak. "Dari situ bisa mulai di edukasi seks, sedini itu.
Tapi kalau tidak ada pertanyaan kritis ke arah sana, kita bisa kenalkan di usia pubertas," ucap dr. Eva.
Di usia remaja, anak mulai lebih bebas mengakses internet. Sebagian anak mulai bisa mengakses konten pornografi.
Meski di usia remaja sebetulnya anak sudah boleh menyaksikan tayangan pornografi, itu tetap harus dilakukan dalam batasan yang wajar, serta hanya jika sudah memiliki bekal edukasi seks yang cukup.
Diungkapkan Eva, di usia remaja pun masih banyak batasan dan peringatan, serta perlu banyak panduan bagi mereka untuk mencegah terpapar konten pornografi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Usia Berapa Anak Perlu Mendapatkan Pendidikan Seks?", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/08/18/172559720/usia-berapa-anak-perlu-mendapatkan-pendidikan-seks?page=2.