Oleh karena itu, jenis tes, perawatan, hingga pengobatan yang kini diberlakukan masih bisa dilanjutkan.
Dari berbagai penelitian tentang varian baru virus corona yang telah dilakukan, belum ada penelitian yang menemukan ancaman berbeda varian tersebut terhadap anak-anak.
"Penelitian di Inggris, misalnya, tidak menunjukkan bahwa virus tersebut secara khusus menargetkan anak-anak, yang berarti virus tersebut tidak menginfeksi anak-anak lebih besar daripada virus corona yang sudah teridentifikasi," ucapnya.
Pencegahan jadi kunci
Bagi anak-anak, hal terbaik yang bisa dilakukan oleh orangtua adalah menjaga mereka agar tidak sampai terinfeksi Covid-19.
Menurut Maria, cara pencegahan yang selama ini sering kita dengar juga berlaku untuk anak.
Beberapa di antaranya seperti mencuci tangan, memakai dan melepas masker dengan tepat, menjaga jarak fisik, hingga mempraktikkan etiket pernapasan seperti menutup mulut dengan siku ketika batuk atau bersin.
Meski terdengar sepele, namun itu adalah kebiasaan penting yang bermanfaat untuk anak ketika dewasa.
"Ini adalah kebiasaan baik yang harus dibentuk anak seiring bertambahnya usia," ucap Maria.
Terakhir, Maria menekankan bahwa peran orangtua adalah memberi anak informasi sebanyak-banyaknya tentang Covid-19, sehingga anak tidak akan takut dengan informasi membingungkan yang beredar di luar.
Nah, sebaiknya pastikan juga orangtua untuk menjawab semua pertanyaan yang mungkin diucapkan oleh anak.
"Pastikan mereka mendapatkan informasi yang baik dari Anda (orangtua)," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Gejala Covid-19 pada Anak Sama Seperti Dewasa? Ini Kata WHO", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/01/25/151507220/apakah-gejala-covid-19-pada-anak-sama-seperti-dewasa-ini-kata-who?page=2.