SonoraBangka.id - Tidak sedikit orang mengatakan, bahwa perceraian bisa membuat psikologis anak-anak terganggu dan dapat menghambat perkembangan mental mereka.
Ya, biasanya anak-anak sering dijadikan alasan bagi pasangan suami istri yang tidak harmonis lagi untuk menimbang ulang keputusan bercerai.
Ada yang berpendapat anak korban perceraian akan tumbuh jadi pembangkang dan nakal. Meski begitu, perceraian ternyata tak selalu berakibat buruk bagi anak.
Ada juga tipe anak yang tetap baik-baik saja walau orangtuanya berpisah.
Menurut psikolog Meity Arianty STP.,M.Psi, perceraian orangtua bukan penyebab utama psikologis anak-anak terganggu.
Melainkan, hubungan tidak harmonis orangtua.
"Pertengkaran atau hubungan orangtua yang buruk dapat membuat dampak psikologis terhadap anak-anak," terangnya kepada Kompas.com, Rabu (3/2/2021).
"Maka dari itu, mereka juga rentan mengalami permasalahan psikologis," sambung dia.
Meity mengatakan, pasangan yang bercerai dan tetap menjalin hubungan yang baik cenderung lebih banyak memberikan perhatian serta cintanya kepada anak-anak.
Hal itu merupakan fondasi bagi perkembangan emosi anak sehingga anak-anak tetap tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan matang menghadapi kenyataan.
"Jadi, jangan salahkan perceraiannya karena hubungan orangtua setelah bercerai yang akan memberikan dampak psikologis terhadap anak-anak," jelasnya.
Sejatinya, anak-anak broken home hanya membutuhkan perhatian yang cukup dan tidak kehilangan kasih sayang dari kedua orangtuanya.
Jadi yang terpenting untuk anak-anak adalah bagaimana hubungan ayah ibunya tetap baik, berkomunikasi secara dewasa, dan tetap bertanggung jawab.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Orangtua Bercerai Bukan Penyebab Utama Psikologis Anak Terganggu", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/02/04/200845520/orangtua-bercerai-bukan-penyebab-utama-psikologis-anak-terganggu.