SonoraBangka.id - Setiap orang mempunyai emosi, seperti marah, sedih, gembira, bahkan menangis, tak terkecuali kita sebagai orangtua.
Tapi, kesedihan dan tangisan biasanya selalu kita sembunyikan dari anak-anak.
Seorang parent educator yang berbasis di San Jose, California, Beth Proudfoot, LMFT mengatakan, menangis sangat membantu melepaskan oksitosin dan endorfin, bahan kimia yang dapat membantu meringankan rasa sakit fisik maupun emosional.
Para ahli menekankan, semakin banyak anak-anak melihat orang dewasa dalam hidup mereka menangis dan bangkit kembali, anggapan air mata adalah sesuatu yang buruk jadi berkurang.
Untuk memahami lebih lanjut, berikut adalah beberapa pedoman bagi orangtua ketika ingin meluapkan kesedihannya di depan anak-anak.
1. Katakan bukan salah anak-anak
Anak-anak, terutama yang lebih muda, pada dasarnya egosentris. Mereka akan berpikir telah membuat orangtuanya sedih jika melihat kita menangis, kecuali kita menjelaskan penyebab sebenarnya.
Proudfoot merekomendasikan agar orangtua mengatakan kepada anak-anak (tangisan) itu bukan salah mereka.
Isabel Bascón, yang bekerja di sebuah sekolah keperawatan juga memiliki saran yang serupa.
"Jelaskan pada anak-anak dengan pernyataan yang sederhan dan mudah dipahami oleh mereka.
Misalnya, 'Aku rindu temanku' atau 'Ternyata hal ini tidak seperti yang kuinginkan," katanya.
2. Menjelaskan perasaan
Biarkan anak-anak tahu bahwa kita menangis karena sedih, bahagia, marah, frustrasi atau sedang tersentuh.
Semakin cepat mereka dapat mengidentifikasi nuansa emosi mereka sendiri, semakin baik.
"Orangtua harus mencontohkan anak-anak ekspresi emosi yang sesuai," kata Proudfoot.
Itu berarti tidak menyembunyikan air mata di depan mereka, tetapi juga tidak menundukkan anak-anak untuk kemarahan atau kesedihan yang ekstrem.