Namun, jika belum siap dengan standar penghasilan yang dimiliki masing-masing, cobalah melihat apakah ada peluang untuk pasangan berkembang menjadi lebih baik di kemudian hari.
Beberapa di antaranya seperti, apakah ada peluang suami mai menambah penghasilan?
Apakah istri boleh bekerja dari rumah untuk membantu perekonomian? Apakah ada aset yang dimiliki suami jika tiba-tiba meninggal dunia atau terkena pemutusan hubungan kerja (PHK)?
"Pengaturan-pengaturan ini justru lebih penting. Berapa pun gajinya, tapi kalau diatur dengan baik, dikelola dengan tepat, akan lebih berkesan dalam menjalani hubungan pernikahan yang intim dan penuh komitmen," kata Samanta.
Bagaimana mulai membicarakannya?
Topik tentang keuangan, apalagi tentang penghasilan, adalah sesuatu yang sangat sensitif.
Namun, topik ini penting untuk dibicarakan sebelum menikah.
Sebab, sikap tidak terbuka atau tidak jujur tentang penghasilan jika dibiarkan berkepanjangan berpotensi menimbulkan masalah-masalah lainnya di dalam pernikahan.
Konselor pernikahan dari www.konselingkeluarga.com, Elly Nagasaputra, MK, CHt, menemukan banyak kasus pada kliennya yang diawali dari sikap tidak terbuka tentang penghasilan terhadap pasangan.
“Jadi, banyak sekali kasus ketidakterbukaan dan rata-rata pria yang tidak terlalu mau terbuka dengan istrinya," kata Elly.
Lalu, bagaimana harus memulai pembicaraan ini? Menurut Elly, jika kamu adalah pihak yang punya inisiatif untuk memulai percakapan itu, maka cobalah jelaskan dengan baik-baik kepada pasangan tentang maksud pertanyaanmu.