SonoraBangka.id - Apakah kamu seorang penikmat minuman beralkohol?
Nah, jika iya ketahuilah bahwa, segala sesuatu yang dikonsumsi secara berlebihan bisa berakibat buruk pada tubuh, begitu pula dengan minuman beralkohol.
Menenggak minuman beralkohol secara berlebihan bisa membawa dampak negatif bagi organ tubuh.
Dampak tersebut bisa terjadi antara lain, melemahkan otot jantung, detak jantung tidak teratur, sesak napas, dan batuk berkepanjangan.
Tak hanya itu, alkohol juga meningkatkan risiko terkena serangan jantung, stroke, dan hipertensi.
Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah banyak seringkali dimulai sejak usia muda.
Namun, ada baiknya menghentikan kebiasaan ini, khususnya ketika usia sudah kian bertambah, atau pun di usia-usia tertentu dalam hidup.
Setidaknya, itulah hasil studi terbaru yang menyimpulkan bahwa menikmati alkohol berlebihan saat sudah berusia di atas 65 tahun, bisa merusak otak.
Dalam paparan penelitian yang dimuat dalam jurnal medis BMJ, Tony Rao, yang menjadi salah satu penulis studi dan psikiater lansia membeberkan temuannya seperti dikutip the Independent.
"Jika kita memperhitungkan dampak pandemi Covid-19, orang tua di kelompok usia 65-74 tahun menunjukkan peningkatan tertinggi dalam kemungkinan ketergantungan alkohol," tulis Rao.
Ia melihat peningkatan konsumsi alkohol berlebihan pada orang berusia lanjut, dan menurut dia hal itu bisa berdampak serius pada fungsi otak.
" Alkohol, kebiasaan merokok dan tekanan darah tinggi adalah faktor risiko yang dapat dicegah untuk demensia."
Masa tua adalah salah satu dari tiga periode perubahan otak secara dinamis pada manusia, dan alkohol bisa memicu kerusakan parah.
Saat memasuki usia tua, otak mulai berhenti tumbuh lebih cepat, karena neuron menjadi lebih kecil dan bagian-bagian komponennya mengalami penurunan fungsi.
Ketika hal itu terjadi, konsumsi alkohol dapat mulai merusak kognisi otak. Konsumsi alkohol dalam jumlah sedang juga berisiko bagi otak.
Hasil penelitian membuktikan, mengonsumsi alkohol dalam jumlah sedang terbukti terkait dengan penurunan volume otak yang kecil, namun signifikan.
Periode lain perubahan otak dinamis adalah masa remaja di usia 15-19 tahun.
Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol saat remaja akan melukai organ hati.
Para peneliti menjelaskan, binge drinking atau pesta minuman keras di masa remaja terkait dengan kasus penurunan volume otak.
Kebiasaan itu pun berdampak pada perkembangan materi putih otak yang buruk, dan kekurangan fungsi kognitif dalam ukuran kecil atau sedang.
Terakhir, periode berisiko bagi manusia terjadi di masa kehamilan, sehingga konsumsi alkohol dapat menyebabkan kerusakan serius pada janin.
Diungkapkannya pula, bahwa bukti terbaru menunjukkan konsumsi alkohol yang rendah atau sedang selama masa kehamilan dikaitkan dengan hasil psikologis dan perilaku yang buruk pada keturunan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pahami, Risiko Minum Alkohol pada Usia Tertentu", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/12/14/210744120/pahami-risiko-minum-alkohol-pada-usia-tertentu?page=2.