Bahkan, waktu yang digunakan kian bertambah besar jika pekerjaan tersebut sulit.
Memang, jika dilihat sekilas, peralihan waktu untuk berganti tugas tak signifikan alias sedikit.
Tapi, kalau dihitung berdasarkan frekuensi pengulangan pergantian tugas, justru akan berdampak signifikan, sebab saat multitasking tidak sekali kita melakukan peralihan tugas.
Karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa multitasking tidaklah efisien. Penelitian tambahan mengenai topik yang dilakukan di Universitas Stanford mendukung temuan ini.
Terungkap bahwa orang yang multitasking memiliki tingkat fokus lebih rendah daripada mereka yang lebih memilih untuk menyelesaikan tugas satu demi satu.
Lebih buruk lagi, satu studi di University of Sussex menunjukkan bahwa multitasking bahkan bisa menghambat fungsi otak.
Periset melihat pemindaian MRI pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu di beberapa perangkat elektronik sekaligus (misalnya mengirim SMS sambil menonton TV).
Hasilnya, orang yang disebut multitasker media, memiliki kepadatan materi abu-abu yang lebih rendah di otak.
Jadi artinya, bahwa mereka memiliki kontrol kognitif yang kurang dan cenderung mengalami rentang perhatian yang buruk.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bekerja "Multitasking" Justru Hambat Produktivitas", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2018/03/14/095007920/bekerja-multitasking-justru-hambat-produktivitas?page=all.