SonoraBangka.id - Pemerintah Provinsi Babel terus mematangkan rencana penataan dan normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Kurau, guna mengembalikan dan mengoptimalkan fungsi Sungai Kurau.
Hal ini diungkap Gubernur saat memimpin Rapat Koordinasi Percepatan dan Pelaksanaan Penataan dan Normalisasi Sungai Kurau di Ruang Tanjung Pendam, lantai 2 Kantor Gubernur Babel Selasa (02/03/21).
"Penataan ini tentu saja bertujuan untuk menata lingkungan dan mengembalikan lagi fisik dan fungsi sungai dan juga menangani sedimentasi di muara sungai, sehingga dapat meningkatkan produktivitas masyarakat serta nelayan di Desa Kurau," katanya
Gubernur Erzaldi juga mengintruksikan Perangkat Daerah (PD) untuk segera melaksanakan sosialisasi terkait penataan Sungai Kurau tersebut.
"Perihal penataan ini, segera jadwalkan untuk disosialisasikan kepada masyarakat yang ada di bantaran Sungai Kurau," tegasnya.
Disamping itu, lanjutnya, keterlibatan PD baik dari Pemkab Bangka Tengah dan Provinsi untuk melaksanakan sosialisasi dengan sebaik-baiknya agar kegiatan penataan dapat berjalan sesuai aturan.
"Selalu koordinasi ketika ada item yang perlu dikonsolidasikan, kita pastikan kegiatan yang akan kita lakukan ini dapat berjalan sesuai prosedur dan aturan yang berlaku, demi kebaikan bagi masyarakat," lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas PU dan Penataan Ruang Kabupaten Bangka Tengah, Hasan Basri menyarankan agar sosialisasi dilakukan dengan pendekatan psikologis.
"Masyarakat yang hidup di sepanjang bantaran Sungai Kurau ini bahkan sudah ada sebelum Kabupaten Bangka Tengah ini ada. Ini tidak serta-merta bisa kita sosialisasikan dengan hanya menyampaikan peraturan-peraturan saja, tapi mungkin lebih ke pendekatan yang bersifat psikologis untuk lebih memahami mereka," saran Hasan.
Selain itu, Kepala Balai Wilayah Sungai Bangka Belitung, Panca Hermawan menyampaikan Sungai Kurau memiliki sedimentasi yang tinggi yang menghambat alur pelayaran, sehingga dalam menyusun penanataan Sungai Kuraiu dibutuhkan desain yang sesuai dengan perubahan biologis yang ada.
"Kami masih akan mendesain ulang, karena ada perubahan faktor biologis, seperti penentuan lokasi tanggul, penentuan jeti dan lain sebagainya, kata Panca.