SonoraBangka.id - Anosmia adalah ketidakmampuan untuk mencium bau. Kondisi ini bisa sementara maupun permanen.
Nah, kita tahu bahwa salah satu gejala yang banyak dialami pasien Covid-19 adalah anosmia.
Menurut Medical News Today, penciuman adalah proses kompleks yang melibatkan komunikasi antara otak dan hidung.
Ketika seseorang mengendus bau, udara akan mengalir ke hidung dan molekul bau menempel pada reseptor di saraf penciuman.
Saraf ini melapisi epitel olfaktorius, yang merupakan jaringan yang melapisi rongga hidung.
Ketika molekul bau dari lingkungan menstimulasi saraf ini, otak akan menerima informasi penciuman dan memprosesnya menjadi aroma yang dapat dikenali oleh seseorang.
Belakangan kita sering mendengar istilah anosmia karena banyaknya orang yang terinfeksi Covid-19 lalu mengalami kondisi tersebut.
Tapi, perlu diketahui bahwa kehilangan penciuman ini tak hanya terjadi pada pasien Covid-19.
Hidung tersumbat karena pilek, alergi, infeksi sinus, atau kualitas udara yang buruk adalah penyebab paling umum dari anosmia.
Menurut WebMD, beberapa kondisi kesehatan berikut juga bisa menyebabkan kehilangan penciuman antara lain:
1. Polip hidung atau pertumbuhan non-kanker kecil di hidung dan sinus yang menghalangi saluran hidung.
2. Cedera pada hidung dan saraf penciuman akibat operasi atau trauma kepala.
3. Paparan kimia beracun, seperti pestisida atau pelarut.
4. Obat-obatan tertentu, termasuk antibiotik, antidepresan, obat anti inflamasi, obat jantung, dan lain-lain.
5. Masalah kesehatan pada usia tua. Seperti penglihatan dan pendengaran, indra penciuman juga bisa menjadi lebih lemah seiring bertambahnya usia. Mulai menurun setelah usia 60 tahun.
6. Kondisi medis tertentu, seperti penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, multiple sclerosis, kekurangan nutrisi, kondisi bawaan, dan gangguan hormonal.
7. Perawatan radiasi pada kanker kepala dan leher, dan lainnya.
Diagnosa
Jika mengalami kehilangan penciuman yang tidak dapat berkaitan dengan flu atau alergi, atau kehilangan penciuman tidak membaik setelah satu atau dua minggu, cobalah menemui dokter untuk mengetahui penyebabnya.
Dokter dapat memeriksa ke dalam hidung dengan alat khusus untuk melihat apakah polip atau pertumbuhan sesuatu mengganggu kemampuan penciumanmu, atu jika ada infeksi.
Pengujian lebih lanjut oleh dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) mungkin diperlukan untuk menentukan penyebab anosmia.
Selanjutnya, CT scan mungkin diperlukan agar dokter dapat melihat area tersebut dengan lebih baik.
Yang pada akhirnya, segeralah mencari bantuan jika kondisi kehilangan penciumanmu tak kunjung membaik.
Walaupun terdengar sederhana, tapi jika hidup tanpa penciuman yang tajam rasanya tidak nyaman, bukan?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Selain Covid-19, 7 Kondisi Kesehatan Ini Juga Bikin Kehilangan Penciuman ", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/06/162030620/selain-covid-19-7-kondisi-kesehatan-ini-juga-bikin-kehilangan-penciuman?page=2.