Fenomena di atas diperkuat dengan hasil penelitian terkini dari Cisco yang menunjukkan bahwa meningkatnya cara bekerja hybrid berdampak pada operasional perusahaan.
Diprediksi, 77% organisasi besar akan meningkatkan fleksibilitas kerja, sementara 53% organisasi besar akan memperkecil ukuran kantor.
Namun, penerapan hybrid working bukan semata-mata hanya bagaimana sebuah usaha mengubah struktur organisasi dan penempatan strategis (strategic positioning).
Diharapakan penerapan hybrid working ini juga memberikan efek pada semua level dalam bisnis seperti pengaturan tugas, aktivitas, proses manajemen, dan penguasaan teknologi.
Jika model kerja remote memang sepenuhnya mengandalkan teknologi, dalam model kerja hybrid justru kombinasi antara kompetensi tenaga manusia dengan teknologi menjadi yang utama.
Tentunya, penerapan model kerja ini harus melibatkan peran pemimpin yang perhatian dan cepat tanggap, terutama dalam mengusulkan teknologi apa yang cocok, baik untuk usaha besar, menengah, maupun kecil.
Roestiandi Tsamanov, CEO Rumah Siap Kerja, melihat nilai kepemimpinan sangat penting dalam menentukan performa bisnis ke depan, terlebih di era post normal yang akan memberikan perubahan besar di industri.
Sebagai seorang pemimpin perusahaan maupun UMKM perlu berpikir secara solutif ditengah tantangan yang sedang dihadapi untuk tetap bertahan dan menjaga kestabilan bisnis.
Komunikasi juga harus dibangun secara terus menerus agar mempererat hubungan antar pegawai dan perlu adanya penerapan teknologi yang baik untuk mendukung hal tersebut.
"Inisiatif yang dapat dilakukan dalam beradaptasi pada era cara kerja baru harus diperkuat dengan indikator kerja utama yang tepat,” jelas Tsamanov.
Hal ini menjadi penting untuk tetap menjaga efektivitas dan efisiensi dalam bekerja, sekaligus menunjang karyawan untuk meningkatkan produktivitas dengan pengukuran yang ideal.
“Dalam mewujudkannya, kami percaya bahwa pelaku usaha perlu menentukan teknologi yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi, sehingga setiap rangkaian proses bekerja dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.”
"Inisiatif yang dapat dilakukan dalam beradaptasi pada era cara kerja baru harus diperkuat dengan indikator kerja utama yang tepat,” jelas Tsamanov.