Kemudian Geoff Hollister, salah satu karyawan pertama perusahaan ini menjahit sendiri sol bagian atasnya dan logo Nike hitam dengan tali pancing.
Ide brilian Bowerman saat itu yakni sol sepatu yang terbagi dalam dua tapak dengan pola traksi.
Gunanya untuk cengkeraman dan bantalan yang lebih baik bagi pelari.
Keterbatasan teknologi dan sumber daya ini menciptakan ketidaksempurnaan yang kemudian malah jadi keunikan sepatu berjuluk Waffle Racing ini.
Jejak tersebut dianggap serupa dengan tapak yang ditinggalkan oleh para astronot saat menjejak ke bulan pertama kali tahun 1969 lalu.
Nama "Moon Shoes" terinpirasi dari tapak sepatu yang tertinggal di tanah saat mengenakan sepatu ini.
Sepatu ini kemudian pertama kali dirilis saat uji coba Olimpiade 1972.
Walaupun nanti tidak semua atlet mengenakannya di pertandingan, namun tak disangkal kehadirannya sukses menjejakkan kiprah Nike hingga saat ini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sepatu Legendaris Nike Moon Shoe Dilelang, Akankah Laku Rp 6,1 Miliar?", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/15/104410620/sepatu-legendaris-nike-moon-shoe-dilelang-akankah-laku-rp-61-miliar?page=all.