SonoraBangka.id - Salah satu produk skincare paling wajib digunakan adalah tabir surya atau sunscreen.
Apalagi di masa pandemi, kita diwajibkan untuk mengenakan masker pelindung wajah.
Sebab, tabir surya dapat melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet yang berbahaya dan merusak kulit.
Banyak orang kemudian mengabaikan penggunaan tabir surya karena merasa wajahnya sudah terhalangi dari sinar matahari.
Padahal, kita ternyata tetap dianjurkan menggunakan tabir surya meski sudah memakai masker, lho. Apa alasannya?
Ternyata, wajah masih berisiko terbakar matahari meski pakai masker.
"Pakai masker harus tetap pakai sunscreen," kata dr Arini Astasari Widodo, SpKK dalam acara virtual bersama Carasun The Tropical Skin Expert, Rabu (7/4/2021).
Bagi tipe kulit tertentu, paparan sinar matahari berlebih bisa membuat kulit lebih rentan terbakar matahari.
Wajah yang sering terbakar matahari akan lebih berisiko terkena melanoma atau kanker kulit, muncul flek di wajah, hingga kulit menggelap.
Arini menambahkan, setiap bahan masker memiliki ultraviolet protection factor (UPF) yang berbeda-beda.
Masker kain katun, misalnya, pada umumnya memiliki UPF yang rendah sehingga perlindungan terhadap sinar ultravioletnya minim.
Menurut laman Skin Cancer Foundation, bahan dengan UPF 30-49 menawarkan perlindungan yang cukup baik, sementara UPF di atas 50 sangat baik.
Katun tidak memberikan perlindungan tersebut. UPF mengukur radiasi ultraviolet yang bisa menembus kain dan mengenai kulit.
Ini berbeda dengan sun protector factor (SPF). "Cotton UPF-nya biasanya cuma 7.
Beberapa brand mengemukakan memakai bahan dengan UPF tinggi. Kadang bisa pilih masker di bahan tersebut," ucapnya.
Untuk itu, dianjurkan untuk tetap menggunakan tabir surya di area-area yang terpapar sinar matahari.
Setidaknya gunakan produk tabir surya dengan SPF di atas 30 dengan jumlah 2 mg/cm. Sebagai gambaran, wajah memerlukan tabir surya kira-kira seukuran koin.
Gunakan tabir surya 15-30 menit sebelum keluar rumah. Ini dilakukan untuk memberi jeda waktu bagi tabir surya meresap ke dalam kulit.
Arini mengatakan, dengan menggunakan setiap hari di seluruh bagian kulit yang terpajan sinar matahari, maka akan menghindari skin cancer, kerusakan pada kulit, pigmentasi, hingga premature aging.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wajah Masih Berisiko Terbakar Matahari Meski Pakai Masker, Kok Bisa?", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/04/07/170700720/wajah-masih-berisiko-terbakar-matahari-meski-pakai-masker-kok-bisa-?page=2.