Hanya sedikit bos yang peduli bahwa karyawannya telah bekerja sepanjang hari untuk kemajuan kantor.
4. Tempatkan perawatan diri di jadwal kita
Jangan pernah lupakan diri kita yang telah kita ajak berjuang bertahun-tahun hingga saat ini. Kita perlu menjaganya agar terus sehat dan bahagia.
Kegiatan yang bisa saja dilakukan adalah dengan melakukan hobi yang disukai, duduk menikmati teh hangat dengan keluarga, bahkan melakukan perawatan wajah.
Yang dibutuhkan adalah untuk memberikan jeda untuk diri lebih rileks.
5. Gantikan produktivitas toksik jadi sikap profesional
Jika kita terjebak dalam kondisi produktivitas toksik di lingkungan kerja, kita perlu belajar bersikap profesional "yang terisolasi".
Laurie Ruettimann mengatakan bahwa keterpisahan profesional berarti tetap berkomitmen pada pekerjaan dan tetap melakukan tugas yang berkualitas sambil memahami bahwa "posisi di kantor bukanlah satu-satunya identitas kita".
Jadi cara ini, kita menganggap atasan dan rekan kerja seperti klien sehingga kita berusaha melakukan yang terbaik, tapi secara emosional tidak terikat dengan pekerjaan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenali Produktivitas Toksik, Sumber Kelelahan dan Bosan Bekerja", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/04/12/080245620/kenali-produktivitas-toksik-sumber-kelelahan-dan-bosan-bekerja?page=3.