2. Mencintai tidak didasarkan pada pusaran emosi
Bila jatuh cinta terasa sangat emosional, beda halnya dengan mencintai. Cinta yang dewasa tumbuh dari keterikatan yang berkembang.
Entah itu terhadap pasangan, teman, orang tua, atau anak. Ada perasaan kuat yang berasal dari keterikatan yang mengakar, bukan lagi sekadar gairah atau peningkatan emosional.
"Setelah fantasi dan ilusi mulai menghilang, maka fokusnya terhadap sesuatu yang jauh lebih baik yakni cinta yang realistis dan berkelanjutan," kata McCoy.
3. Jatuh cinta bisa memudar
Seiring berjalannya waktu, perasaan yang mendalam ketika jatuh cinta dapat pudar.
Rasa memuja yang intens pada awalnya bisa saja hilang. Jatuh cinta pada seseorang di hari ini bukan jaminan rasa itu akan tetap bertahan untuk selamanya.
"Sama halnya dengan hal lain, perasaan jatuh cinta terhadap seseorang juga dapat berlalu seiring berjalannya waktu," kata McCoy.
"Bahkan ada kemungkinan timbul jatuh cinta yang baru," tambahnya.
4. Mencintai seseorang lebih permanen
Berbeda dengan jatuh cinta, mencintai akan lebih tahan lama. Bahkan meskipun orang yang dicintai itu telah mengecewakan berkali-kali.
Ketika sudah sampai pada tahap mencintai, seseorang akan terus memedulikan orang yang dicintai pada tingkat tertentu.
Ini juga yang menjadi alasan seseorang bisa tetap mencintai mantannya, bahkan meskipun hubungannya sudah lama berakhir.
"Mencintai membuat seseorang menerima orang lain, dengan kekuatan dan kelemahannya.
Ini dapat membuat perbedaan luar biasa dalam hubungan," kata McCoy.
Mencintai menjadi sumber kenyamanan abadi, keamanan emosional, dan kegembiraan yang berkelanjutan.
Ketika pasangan melihat satu sama lain secara realistis dan mulai mengenal dengan baik, maka mereka cenderung tidak akan mengecewakan satu sama lain.