SonoraBangka.id - Hormon testosteron merupakan hormon yang berperan besar bagi tubuh pria.
Hormin ini berperan penting bagi kehidupan pria, baik dalam aktivitas seksual maupun menjaga kesehatan tulang dan otot.
Sebagian besar hormon testosteron diproduksi di testikel atau testis. Sedikit dari jumlah hormon ini juga dihasilkan kelenjar adrenal yang letaknya di atas ginjal.
Tanpa hormon testosteron, pria akan mengalami gangguan reproduksi, seperti jumlah sperma yang sedikit.
Dr Faysal Yafi, MD, FRCSC, direktur di Men's Health dan Reconstructive Urology di University of California menjelaskan apa saja yang harus diketahui pria mengenai hormon testosteron.
1. Kadar testosteron tertinggi terjadi di pagi hari
Jika ingin memaksimalkan hormon testosteron, ada baiknya kita untuk bangun pagi.
"Testosteron mengikuti ritme sirkadian," kata Yafi. Tingkat testosteron tertinggi di pagi hari, antara pukul 7.00-10.00.
Sementara di malam hari, jumlah testosteron berada pada kadar terendah.
Agar jumlah testosteron dapat meningkat saat berolahraga, bercinta, atau mengerjakan tugas penting dari kantor, pastikan kita rajin bangun pagi.
"Kadar testosteron yang tinggi di pagi hari mungkin lebih kondusif untuk latihan yang lebih baik dan menambah fokus bagi banyak pria," sebutnya.
2. Testosteron memengaruhi pria secara mental dan fisik
Kadar hormon testosteron tidak hanya memengaruhi pria secara fisik, melainkan juga mental.
"Ada banyak literatur yang menunjukkan hubungan antara testosteron rendah dengan depresi dan gangguan suasana hati lainnya, hingga kehilangan ingatan dan demensia," ucap Yafi.
Kesulitan konsentrasi atau hilangnya motivasi kerja, atau sering disebut 'otak berkabut' juga dianggap terjadi karena pengaruh hormon ini.
Yafi mengaku, pasien yang memiliki kadar testosteron rendah bisa memperbaiki kondisi mentalnya setelah terapi testosteron yang dijalani pasien menunjukkan perbaikan.
3. Ada banyak jenis testosteron
Yafi menjelaskan, ada tiga macam testosteron. Pertama, ada testosteron bebas atau testosteron yang sudah tersedia untuk digunakan sel-sel tubuh.
Dua jenis testosteron lainnya masing-masing melekat pada protein di dalam darah yang disebut albumin dan globulin pengikat hormon seks, atau sex hormone-binding globulin (SHBG).
Selain testosteron bebas, testosteron albumin juga bisa digunakan tubuh.
Kedua jenis testosteron ini dikenal sebagai testosteron yang tersedia secara hayati. Namun, testosteron yang terikat pada protein SHBG berbeda.
Yafi mengatakan, protein SHBG meningkat seiring bertambahnya usia pria, dan itu turut memengaruhi testosteron yang melekat pada protein SHBG.
Penurunan testosteron yang terkait dengan usia seorang pria, menurut Yafi, tidak selalu menunjukkan jumlah kadar testosteron yang dimiliki pria tersebut.
Tes darah dapat membantu menentukan penyebab rendahnya kadar testosteron pada pria.
4. Terapi yang aman bagi pria dengan kadar testosteron rendah
Ada anggapan bahwa terapi penggantian testosteron atau testosterone replacement therapy sama dengan steroid.
Namun faktanya tidak demikian. "Terapi penggantian testosteron bertujuan meningkatkan testosteron dari tingkat rendah ke normal," kata Yafi.
"Terapi ini sama seperti yang dilakukan pada orang yang memiliki hormon tiroid rendah, atau penderita diabetes yang memiliki kadar insulin rendah."
Nah perlu diingat, jika kadar testosteron di dalam tubuh kita rendah, maka terapi penggantian testosteron bisa mengatasi masalah, namun harus dilakukan oleh dokter yang kompeten.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Hal Seputar Hormon Testosteron, Pria Wajib Tahu", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/06/04/175023620/4-hal-seputar-hormon-testosteron-pria-wajib-tahu?page=2.