"Pressure adalah hal yang tak bisa dihindari, karena tekanan itu bisa dibentuk sendiri dari dalam diri. Tetapi kalau tidak dikelola dengan baik, dampaknya anak justru akan di-push untuk mengejar target orangtuanya," kata Vera.
Sebagai orangtua, sebaiknya kita mengetahui kurva normal perkembangan setiap anak sehingga tahu kemampuan umum yang dimiliki anak di tahapan usia tertentu.
Bila hal itu sudah dimiliki anak, orangtua tinggal mengembangkan apa yang menjadi bakat dan minat anak.
"Kalau ibu merasa mudah terpengaruh oleh omongan orang lain, kuncinya pakai saja kacamata kuda. Semua hal bisa dibandingkan, sehingga kita sering lupa melihat anak sendiri," ujar Vera.
Target-target pribadi juga harus dibatasi dan sesuaikan harapan orangtua dengan kemampuan anak.
Dian ArRahmi, Kepala Sekolah TK Islam Al Izhar Jakarta, mengatakan bahwa tumbuh kembang seorang anak merupakan pemicu tekanan dari dalam diri seorang ibu.
"Dari segi pendidikan, sebenarnya sudah jelas kalau anak usia tertentu seharusnya sudah mampu menguasi apa. Salah satu cara mengurangi beban orangtua itu adalah jika anak sudah bisa mandiri dan perkembangannya sesuai usia," katanya.
Vera juga menyarankan agar kita jangan selalu bereaksi mendengar omongan orang lain yang sering membandingkan anak.
Hal itu juga dilakukan Artika. Menurutnya, ia selalu berusaha tidak langsung bereaksi dengan omongan sesama ibu-ibu lain.
Diungkapkan juga oleh Artika bahwa, tekanan dari orang lain justru membuat kita memenuhi ekspektasi orang lain.
Jadi, sebagai ibu kita harus punya percaya diri karena kita yang paling tahu karakter dan kemampuan anak kita.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Target Menjadi Ibu Ideal Jadi Sumber Stres Wanita", Klik untuk baca: https://health.kompas.com/read/2016/06/23/170600123/Target.Menjadi.Ibu.Ideal.Jadi.Sumber.Stres.Wanita?page=all.