Hasilnya, siswa yang bermain Fortnite memberi dan menawarkan lebih banyak uang untuk disumbangkan daripada siswa yang memainkan Pinball.
Tak hanya itu, para siswa yang bermain Fortnite lebih ingin membantu para peneliti untuk studi lebih lanjut ketimbang siswa pemain Pinball.
Ada banyak teori yang dimiliki para ahli di balik hasil studi ini. Peneliti menemukan, setiap siswa lebih menikmati bermain Fortnite sehingga mereka merasakan emosi yang lebih positif.
Kendati diasosiasikan sebagai game yang mengandung unsur kekerasan, Fortnite membuat para siswa merasa baik, dan akhirnya mereka menjadi lebih murah hati dan bersedia membantu.
Studi ini menekankan, ketika kebutuhan psikologis anak terpenuhi --seperti hobi atau aktivitas yang disukai-- maka anak akan menunjukkan perilaku yang lebih prososial.
Lalu, studi juga mengungkap video game dengan unsur kekerasan tidak selalu dikaitkan dengan perilaku kekerasan anak.
Nah, tentunya hal ini merupakan kabar baik bagi orang tua yang khawatir jika anaknya bermain video game yang mengandung unsur kekerasan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bermain Game Fortnite Bikin Anak Lebih Prososial", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/06/21/115058320/bermain-game-fortnite-bikin-anak-lebih-prososial?page=2.