SonoraBangka.Id - Harga emas tergelincir pada perdagangan jelang tengah hari ini karena terbebani oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) setelah risalah pertemuan terakhir Federal Reserve menyoroti tekanan inflasi dan mengkonfirmasi bahwa pengurangan pembelian aset akan dilakukan pada tahun ini.
Kamis (8/7), harga emas spot turun 0,3% ke level US$ 1.797,46 per ons troi, setelah membukukan kenaikan hari keenam berturut-turut.
Setali tiga uang, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 juga turun 0,2% menjadi US$ 1.798,80 per ons troi.
"Setelah risalah FOMC, ada sedikit respons positif dari dolar dan respons negatif terhadap emas," kata ahli strategi mata uang DailyFX, Ilya Spivak.
"Ketika kami mencerna risalah FOMC itu, kami mulai mendapatkan beberapa kekhawatiran bahwa mungkin kami melihat situasi di mana The Fed mulai mengalihkan fokusnya untuk memerangi inflasi," tambah Spivak.
Indeks dolar AS menguat 0,1% mendekati level tertinggi dalam tiga bulan terhadap para pesaingnya. Dengan keperkasaan the greenback, emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Pejabat The Fed di bulan lalu telah merasakan kemajuan substansial lebih lanjut pada pemulihan ekonomi AS walau "secara umum dipandang belum terpenuhi". Tetapi mereka sepakat harus siap untuk bertindak jika inflasi atau risiko lain terwujud, menurut risalah pertemuan kebijakan bank sentral bulan Juni.
Meskipun emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi, kenaikan suku bunga Fed akan meningkatkan biaya peluang memegang emas dan menumpulkan daya tariknya.
Komoditas logam mulia lainnya pun ikut terpukul. Lihat saja, harga perak turun 0,8% menjadi US$ 25,92 per ons troi, paladium melemah 0,7% ke US$ 2.832,22 per ons troi, dan harga platinum ambles 1,2% ke level US$ 1.072,51 per ons troi.