Ilustrasi pulse oximeter, alat pengukur kadar oksigen. Sejak ditemukan insinyur Jepang, perangkat medis ini telah menyelamatkan banyak nyawa, termasuk pasien corona di masa pandemi Covid-19 saat ini.
Ilustrasi pulse oximeter, alat pengukur kadar oksigen. Sejak ditemukan insinyur Jepang, perangkat medis ini telah menyelamatkan banyak nyawa, termasuk pasien corona di masa pandemi Covid-19 saat ini. ( )

Diklaim Tingkatkan Saturasi Oksigen Pasien Covid-19, Apa Itu Proning ?

14 Juli 2021 17:57 WIB

SonoraBangka.id - Hingga kini kita semua sedang berjuang melawan Covid-19 yang makin tinggi kasus positifnya setiap hari.

Namun, di tengah-tengah kasus positif Covid-19, kini muncul juga merebaknya kasus saturasi oksigen menurun saat menjalani isolasi mandiri, belakangan jamak beredar saran agar pasien Covid-19 diberi bantuan teknik proning atau proning position.

Kadar saturasi oksigen normal berkisar antara 95 persen sampai 100 persen. Saturasi oksigen mulai menurun ketika kadarnya di bawah 94 persen.

Proning disebut potensial untuk membantu meningkatkan saturasi oksigen bagi pasien yang menderita gangguan pernapasan.

Jauh sebelum pandemi corona SARS CoV-2, metode ini sebenarnya sudah dipraktikkan di AS sejak beberapa dekade lalu.

Berikut penjelasan lebih lanjut apa itu proning, manfaatnya untuk Covid-19, sampai tekniknya.

Apa itu proning?

Proning position atau dikenal dengan proning adalah teknik meningkatkan kadar oksigen dengan cara mengatur posisi tidur tengkurap pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan.

Melansir Penn Medicine, pada 1970 silam, sejumlah dokter di AS mulai memanfaatkan proning untuk membantu mengatasi sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).

ARDS adalah gangguan pernapasan berat karena penumpukan cairan di alveoli atau kantong udara kecil di paru-paru. Masalah kesehatan ini ditandai dengan gejala sesak napas berat.

Penyebab ARDS dapat berasal dari sepsis, pneumonia berat, dan infeksi virus corona SARS-CoV-2 (Covid-19).

Dalam kasus Covid-19, ARDS merupakan penyebab kematian pada pasien Covid-19.

Apa manfaat proning untuk penderita Covid-19?

Oleh tenaga medis, teknik proning jamak diberikan kepada pasien gangguan pernapasan berat yang menggunakan ventilator.

Teknik proning dapat membantu melawan tekanan gravitasi ketika paru-paru sedang minim pasokan oksigen.

Selain itu, teknik ini juga membantu distribusi volume dan tekanan ventilator, sehingga kerusakan paru-paru bisa dicegah.

Belakangan, sejumlah penelitian menyebut manfaat proning dapat diterapkan untuk penderita gangguan pernapasan yang tidak menggunakan ventilator, termasuk pasien Covid-19.

Teknik proning untuk membantu meningkatkan saturasi oksigen telah diujicobakan di AS, China, Prancis, Italia, dan India.

Selain untuk membantu mengatasi gangguan pernapasan akut terkait Covid-19, manfaat proning juga potensial digunakan untuk mencegah intubasi atau penggunaan alat bantu pernapasan seperti ventilator.

Teknik proning untuk meningkatkan saturasi oksigen

Teknik Proning

Melansir Covid-19 Proning for Self Care oleh Kementerian Kesehatan India, teknik proning bisa dimanfaatkan pasien Covid-19 yang tengah menjalani isolasi mandiri, ketika kadar saturasi oksigen turun di bawah 94 persen.

Sebelum melakukan proning, siapkan empat sampai lima bantal untuk membantu menyangga tubuh saat posisi tidur tengkurap.

Setelah itu, mulai terapkan teknik proning, yakni:

- Tidur tengkurap dengan menempatkan satu bantal di bawah leher, satu atau dua bantal di antara dada sampai paha atas, dan dua bantal di bawah tulang kering selama 30 menit

-Tidur miring ke kanan selama 30 menit

-Tidur dengan posisi setengah duduk dan bagian punggung sampai tengkuk diganjal bantal selama 30 menit

-Tidur miring ke kiri selama 30 menit
Kembali ke posisi tidur tengkurap selama 30 menit.

Lamanya teknik proning sebenarnya bisa dilakukan antara 30 menit sampai 2 jam. Tapi, waktu terbaik untuk masing-masing posisi tidur disarankan maksimal 30 menit.

Perhatian sebelum coba teknik proning untuk Covid-19

Sebelum menjalankan proning, berikan jeda dengan jadwal makan pasien setidaknya satu jam.

Selain itu, pastikan pasien nyaman menjalaninya. Ketinggian bantal atau lamanya waktu proning juga bisa disesuaikan dengan kenyamanan pasien.

Hindari memberikan teknik proning untuk pasien Covid-19 yang sedang hamil, punya masalah trombosis vena dalam, punya penyakit jantung, punya masalah tulang belakang atau panggul.

Perhatian, penelitian ilmiah proning untuk Covid-19 hingga kini masih terbatas.

Nah, agar lebih aman, pastikan penderita Covid-19 yang akan menjajal teknik ini berkonsultasi dulu dengan dokter yang menangani.

 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm