"Maka dapat dianggap meteor terang ini berkomposisi kondritik," jelasnya.
Lebih lanjut, kata Marufin, analisis sederhana memperlihatkan lintasan meteor terang tersebut dari utara ke selatan sepanjang sekitar 80 km pada lokasi yang berjarak 190 hingga 250 km di sebelah barat daya kota Yogyakarta.
Meteor terang tersebut membentuk lintasan yang menyudut 25 derajat terhadap parasbumi.
Dari Yogyakarta, fireball tersebut terlihat mulai dari ketinggian 23 derajat hingga 6 derajat. Tingkat terang (magnitudo) meteor-terang tersebut diperkirakan antara -4 hingga -6, berdasarkan nggak adanya peristiwa fragmentasi yang terdeteksi khususnya melalui citra fotografis.
Dengan asumsi kecepatannya 20 km/detik seperti umumnya kecepatan-kecepatan meteor yang berasal dari fragmen asteroid, maka dapat diduga meteoroid yang menjadi meteor-terang tersebut memiliki massa sekitar 125 kg (diameter 40 cm).
Nggak berpotensi menyentuh Bumi
Meskipun penampakan kilatan cahaya itu dipastikan adalah meteor terang atau fireball meteor di langit Yogyakarta dan tertangkap lensa kamera warga, tetapi dengan tegas Marufin menyatakan bahwa fireball ini nggak berpotensi menyentuh permukaan Bumi.
Dengan perkiraan ukuran kurang dari 50 cm, maka segenap massa meteor-terang tersebut akan menguap habis akibat tingginya suhu oleh pemanasan ram pressure di mulai ketinggian 50 km dpl.
Tidak ada pengaruhnya (fireball langit Yogyakarta terhadap Bumi). Meteoroid ini terlalu kecil. Dia juga menguap habis di atmosfer," ungkapnya.
Namun, Marufin menyebutkan salah satu fakta menariknya dari fenomena ini yaitu tersedia citra fotografis cukup jelas sehingga posisi meteor-terang dapat dilacak (terhadap sistem koordinat langit) pada tingkat resolusi yang tinggi.
Sehingga analisis terhadapnya dapat dilakukan dengan lebih presisi. Meskipun dengan hanya ada citra tunggal maka proses triangulasi nggak bisa dilakukan.
Dengan begitu, kedudukan sesungguhnya meteor terang atau fireball meteor tersebut masih memiliki unsur galat. (*)