Sementara itu, hal yang hampir sama juga terjadi di Indonesia. Hyundai Motor telah menyuntikkan dana Rp 1,5 miliar dolar AS atau setara Rp 21 triliun di Indonesia. Fasilitas ini diklaim juga memproduksi mobil listrik secara lokal pada 2022, selain tetap merakit kendaraan konvensional.
Hyundai telah memutuskan proyek tersebut sejak November 2019, ketika Indonesia dan Korea Selatan menandatangani perjanjian kemitraan ekonomi.
Kesepakatan itu membuat merek asal Korea Selatan ini punya kesempatan bersaing lebih terbuka dengan mobil Jepang.
Apalagi pemerintah Indonesia pada 2019 juga sudah mencanangkan target penjualan mobil listrik bisa mencapai 20 persen dari keseluruhan.
Sejumlah ahli pun menilai, kalau merek-merek otomotif Jepang tidak mengikuti investasi seperti yang dilakukan pabrikan China dan Korea Selatan, mereka berisiko kehilangan pasar terbesar di Asia Tenggara.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pabrikan Jepang Terancam Kehilangan Pasar di Thailand dan Indonesia", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2021/07/23/080200915/pabrikan-jepang-terancam-kehilangan-pasar-di-thailand-dan-indonesia?page=all#page2.