Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI membahas RUU HKPD, Senin (13/9/2021).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI membahas RUU HKPD, Senin (13/9/2021). ( Dok. Kementerian Keuangan)

Menkeu Soroti Penyaluran Kredit Perbankan yang Belum Maksimal

23 September 2021 06:54 WIB

SONORABANGKA.ID - Penyaluran kredit perbankan yang masih belum signifikan menjadi perhatian utama berbagai pihak. Saat ini giliran Menteri Keuangan, Sri Mulyani, yang menyoroti rendahnya pertumbuhan kredit perbankan.

Sri Mulyani menyebutkan, industri perbankan dengan fungsi intermediasinya memiliki peranan penting terhadap laju pemulihan ekonomi nasional.

Penyaluran kredit atau pembiayaan untuk kegiatan produktif ataupun konsumtif menjadi penting untuk mendongkrak roda perekonomian RI.

Akan tetapi di tengah tren pemulihan ekonomi nasional, sektor perbankan dinilai belum menunjukan pemulihan yang sama kuatnya. Ini terefleksikan dari realisasi pertumbuhan kredit yang masih minim.

“Kredit perbankan pada Juli 2021 baru tumbuh 0,5 persen. Ini tentu masih sangat kecil dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 yang sudah mencapai 7,1 persen,” ujar Sri Mulyani, dalam Penandatangan MoA Program Strategic Sharia Banking Management secara virtual, Rabu (22/9/2021).

“Juga dibandingkan kondisi pre-Covid, dimana kredit bisa tumbuh di atas 7 persen. Bahkan pada masa-masa lalu bisa mencapai double digit growth,” lanjutnya.


Padahal, Sri Mulyani yang juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) menyampaikan, saat ini kondisi likuiditas sektor perbankan masih sangat longgar.

Dana pihak ketiga (DPK) juga tercatat mengalami pertumbuhan yang pesat secara tahunan. “Pada Juli lalu (DPK) tumbuhnya 10,43 persen.

Ini artinya perbankan di dalam kondisi likuiditas yang sangat banyak atau ample didapatkan juga masyarakat yang menempatkan dananya di perbankan, namun perbankan belum melakukan penyaluran di dalam kegiatan-kegiatan produktif,” kata wanita yang akrab disapa Ani itu.


Lambatnya pertumbuhan kredit perbankan di tengah kondisi likuditias yang melimpah menjadi fenomena yang harus diatasi oleh pemerintah.

“Ini yang akan menjadi satu PR bagi kita untuk bersama-sama sektor keuangan tentu dengan Bank Indonesia, OJK, dan LPS akan mengawal, di satu sisi menjaga sistem keuangan, namun di sisi lain akan mendorong agar sistem keuangan ini terus bergerak di dalam menopang dan mendukung pemulihan ekonomi,” ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sri Mulyani Soroti Penyaluran Kredit Perbankan yang Belum Signifikan", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2021/09/23/051000726/sri-mulyani-soroti-penyaluran-kredit-perbankan-yang-belum-signifikan.

Sumberkompas
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm