Sepasang Peregocetus berburu di pantai berbatu Peru, Amerika Selatan, sekitar 42,6 juta tahun silam.
Sepasang Peregocetus berburu di pantai berbatu Peru, Amerika Selatan, sekitar 42,6 juta tahun silam. ( )

Temuan Paus Purba Berkaki Empat Pernah Menjelajahi Darat dan Laut

15 Oktober 2021 15:06 WIB

SonoraBangka.ID - Para arkeolog menemukan fosil paus kuno berusia 42,6 juta tahun yang lalu. Berbeda dari paus yang biasanya hidup di laut, paus dengan panjang 13 kaki ini juga bisa berjalan di darat, lho.

Ahli paleontologi telah mencatat penemuan nenek moyang paus ini, yang kerangkanya ditemukan di Peru pada 2011, dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology.

Spesies paus ini dinamakan Peregocetus pacificus, yang berarti "paus pengelana yang mencapai Pasifik" dalam bahasa Latin, temuan baru-baru ini membalikkan pemahaman para ilmuwan tentang bagaimana makhluk-makhluk ini berevolusi dan menyebar ke seluruh dunia jutaan tahun yang lalu.

"Ini adalah rekor tak terbantahkan pertama dari kerangka paus berkaki empat untuk seluruh Samudra Pasifik," kata penulis studi Olivier Lambert seperti dikutip Ancient Archeology.

Paus purba ini bisa berjalan dan berenang. Peregocetus memiliki empat kaki, dengan kuku kecil di ujung jari tangan dan kaki. Bersama dengan orientasi tulang pinggul dan kakinya, menunjukkan bahwa nenek moyang paus ini bisa bermanuver di darat.

Sepasang Peregocetus berburu di pantai berbatu Peru, Amerika Selatan, sekitar 42,6 juta tahun silam.
@PeruvianWhale
Fosil paus berkaki empat ditemukan berusia 42,6 juta tahun lalu, seolah menjadi kunci bagaimana mereka menjelajahi lautan—sekaligus daratan.

 Namun, ekor dan kaki berselaputnya menunjukkan bahwa Peregocetus juga bisa berenang dengan baik, seperti halnya berang-berang modern. Jadi Lambert dan rekan-rekannya mengkategorikan makhluk itu sebagai amfibi yang artinya bisa hidup sebagian di air dan sebagian di darat.

Tulang ekor Peregocetus tampak mirip dengan berang-berang, menunjukkan bahwa anggota badan memainkan peran besar dalam berenang.

Sayangnya, tulang dari ujung ekor Peregocetus hilang, sehingga para peneliti tidak dapat menentukan apakah ia memiliki kebetulan ekor yang berkembang dengan baik seperti yang dimiliki paus modern untuk membantu mendorongnya melewati air.

Meski begitu, para ilmuwan meyakini bahwa paus sirip besar saat ini berevolusi dari nenek moyang kecil berkaki empat di Asia Selatan lebih dari 50 juta tahun yang lalu. Fosil dari salah satu paus berkaki empat tertua yang hidup 53 juta tahun lalu ditemukan di India.

Sepasang Peregocetus berburu di pantai berbatu Peru, Amerika Selatan, sekitar 42,6 juta tahun silam.
B Holly Smith
Perbandingan lengan paus purba Peregocetus yang hidup 42,6 juta tahun lalu dan lengan manusia.

Makhluk purba kemungkinan besar bermigrasi ke barat dari Asia ke Afrika, dan kemudian berenang melintasi Atlantik sampai mereka mencapai pantai Amerika.

Sampai sekarang, ahli paleontologi mengira paus purba ini hanya berhasil sampai ke Amerika Utara, dan tidak tersesat ke selatan.

Ini adalah pertama kalinya nenek moyang paus berkaki empat ditemukan di Amerika Selatan. Menurut penulis penelitian, Peregocetus mungkin juga paus berkaki empat tertua yang ditemukan di Amerika.

Sepasang Peregocetus berburu di pantai berbatu Peru, Amerika Selatan, sekitar 42,6 juta tahun silam.
Ancient Archeology
Skema ini menggambarkan kerangka Peregocetus dalam posisi berjalan dan berenang. Garis padat menunjukkan tulang utama yang diawetkan, sedangkan garis putus-putus menunjukkan bagian yang direkonstruksi.

 Nenek moyang paus dengan empat kaki cukup banyak dalam catatan fosil Amerika Utara. Para peneliti menemukan nenek moyang paus berusia 41,2 juta tahun di lepas pantai Carolina Selatan pada tahun 2014 lalu. Hal ini membuat para ilmuwan berhipotesis bahwa paus amfibi kemungkinan mencapai Amerika Utara setelah meninggalkan pantai barat Afrika.

Akan tetapi, penemuan Peregocetus yang 1,4 juta tahun lebih tua dari fosil Carolina Selatan di Peru menunjukkan bahwa hewan itu mungkin benar-benar telah tiba di Amerika Selatan sebelum menyebar ke Amerika Utara.

Jadi, penulis penelitian menyarankan bahwa bertentangan dengan gagasan sebelumnya, Peregocetus dan nenek moyang paus lainnya kemungkinan melakukan perjalanan dari Afrika ke Amerika Selatan.

Jarak antara mereka jauh lebih kecil selama era di mana Peregocetus hidup yakni periode yang disebut Eosen tengah. Pada saat itu, jarak antara Amerika Selatan dan Afrika sekitar setengah dari jarak sekarang.

Selama Eosen, Amerika Utara dan Selatan juga dipisahkan oleh lautan, yang menciptakan saluran dari Atlantik ke Samudra Pasifik. Jadi para peneliti sekarang berpikir bahwa paus berkaki empat memotong celah antara Amerika ini kemudian melakukan perjalanan ke utara.

SumberHAI Online
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm