Film YUNI Mewakili Indonesia Masuk Nominasi Oscar 2022
Film YUNI Mewakili Indonesia Masuk Nominasi Oscar 2022 ( )

Film YUNI Mewakili Indonesia Masuk Nominasi Oscar 2022

18 Oktober 2021 12:31 WIB

Saat lamaran kedua datang, Yuni masih menolak dan lebih mementingkan untuk menggapai cita-citanya.

Namun, sebuah mitos menghantuinya bahwa jika seorang perempuan menolak dua kali lamaran, dia tidak akan pernah menikah selamanya.

Yuni harus menghadapi semua tekanan yang terjadi dalam hidupnya.

Hal itu membuat Yuni harus berhadapan dengan Yoga (Kevin Ardilova), teman semasa kecilnya yang pemalu, serta Pak Damar (Dimas Aditya), guru sastra.

Sebelum diputar di Indonesia, film Yuni sudah lebih dulu melenggang di ajang festival film dunia, TIFF salah yang membawa nama baik, Yuni meraih piala terbaiknya.

Cuplikan film panjang YUNI telah tayang di kanal YouTube TIFF trailers pada Kamis (12/8/2021).
 
Tergambar dari potongan film tersebut, bagaimana kehidupan Yuni (diperankan Arawinda Kirana) yang cerdas secara akademis di kelasnya, sehingga dikatakan layak untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi. 
 
Namun, di saat bersamaan, lamaran pertama untuk memasuki jenjang pernikahan datang ke rumahnya.
 
Lantas bagaimana Yuni menghadapi pilihan hidupnya ini? Mampukah kecerdasannya menentukan jalan terbaik, dua jalan yang juga kerap dirasakan banyak perempuan di Indonesia.
 
Jika diperhatikan, Yuni digambarkan sebagai siswi SMA di daerah Banten. Gurunya (diperakan Marisa Anita) menggunakan bahasa Jawa-Serang, sebagian murid lainnya bercakap menggunakan bahasa Sunda.
 
Kabar baiknya, YUNI, karya sutradara Kamila Andini dan produser Ifa Isfansyah ini bakal segera tayang perdana dan sekaligus berkompetisi di ajang Toronto International Film Festival (TIFF) 2021.
 
Tidak sendirian, pada kategori Program Platform di TIFF 2021, film Yuni akan bersaing dengan 7 film lainnya yang masuk program kompetisi yang sama seperti "Arthur Rambo" karya Laurent Cantet (Perancis), "Drunken Birds (Les oiseaux ivres)" karya (Kanada), "Earwig Lucile" karya Hadžihalilović (United Kingdom/ Perancis/Belgia) dan "Huda's Salon" karya Hany Abu-Assad (Palestina/Mesir/Belanda/Qatar).
 
 Kemudian, "Mlungu Wam (Good Madam) (Mlungu Wam)" karya Jenna Cato Bass (Afrika Selatan), "Montana Story" dari Scott McGehee, David Siegel (Amerika Serikat) dan "Silent Land (Cicha Ziemia)" dari Aga Woszczyńska (Polandia/Italia/Republik Ceko).
 Film Yuni diproduksi oleh Fourcolours Films bekerja sama dengan Akanga Film Asia Singapura, Manny Films Perancis, dan dikembangkan di Torino Film Lab ini benar mengambil gambar di Serang, Banten.

"Yuni" juga didukung oleh Aide Aux Cinémas Du Monde CNC France, Infocomm Media Development Authority, Vision Sud Est Switzerland, Program Pendukungan Film Indonesia untuk Distribusi Internasional Direktorat PMMB Kemendikbud Ristek Republik Indonesia, MPA APSA Academy Film Fund Australia, Purin Pictures Thailand, dipasarkan oleh World Sales Cercamon. (*)

SumberHAI Online
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm