SONORABANGKA.ID - Lantaran melejitnya harga Tandan Buah Sawit (TBS) yang mencapai Rp 3.040 per kilogram, berpengaruh pada naiknya harga pupuk non subsidi saat ini.
Seperti Pupuk Kebo Mas Rp 285.000 naik kini menjadi Rp 337.500 per karung, Urea Rp 225.000 menjadi Rp 400.000 per karung, KCL Rp 285.000 menjadi Rp 530.000-550.000 per karung dan NPK Mutiara Rp 350.000 kini menjadi Rp 580.000 per karung.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Bangka Belitung, Juaidi, menyebutkan, kenaikan harga pupuk subsidi tidak dapat dikendalikan oleh Pemerintah Provinsi Bangka Belitung.
"Kalau harga pupuk non subsidi ini tidak bisa dikendalikan langsung oleh pemerintah karena pasar lepas. Beda dengan pupuk subsidi, kita atur melalui rencana definitif kebutuhan kelompok. Terutama pada fokus utama tanaman pangan, seperti jagung kedele, dan lainya,"ucap Juadi kepada Bangkapos.com, Kamis (28/10/2021).
Dia pun mengatakan kenaikan harga pupuk non subsidi tidak dapat dikendalikan, kecuali adanya kerjasama ke distributor pupuk langsung.
"Pupuk non subsidi ini tidak bisa diatur langsung. Tetapi sebagaimana dibuat semacam kerjasama antara kelembagaanya dan distributor. Harga pupuk ini naik karena momentum komoditi yang naik. Permintaan banyak, sehingga harga naik, hukum pasarnya," katanya.
Ia mengatakan, untuk bantuan pupuk Pemerintah Provinsi Bangka Belitung, tidak memberikan bantuan. Tetapi program tersebut melekat pada program pemerintah yang bersumber dari APBN.
"Seperto perkembangan komuditas lada, ada dapat bantuan dari pusat kebanyakan dari APBN dan mereka sudah mengarahkan pemberian pupuk dipriorutaskan melalu e-catalok. Yang harganya sudah dievaluasi. Sementara Kalau daerah dari APBD terbatas untuk langsung memberikan pupuk subsidi," ujar Juaidi.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Harga TBS Melejit, Harga Pupuk Non Subsidi Ikut Naik, https://bangka.tribunnews.com/2021/10/28/harga-tbs-melejit-harga-pupuk-non-subsidi-ikut-naik.