Walaupun curah hujan sampai dengan dasarian II Oktober 2021 terpantau lebih rendah dibandingkan September 2021, namun indikasi La Nina moderat di akhir tahun semakin menguat sejalan dengan indeks ENSO yang berada di kisaran -0,83 pada Oktober 2021 atau dalam kondisi prasyarat terjadinya La Nina lemah.
"Sementara itu berlalunya musim panen mendorong kenaikan harga cabai merah yang tinggi di bulan ini," ujarnya.
Berdasarkan data early warning system Kementerian Pertanian (EWS Kementan), prakiraan produksi Oktober 2021 berada di kisaran 90.419 ton, lebih tinggi dibandingkan September 2021 yang berada di kisaran 78.103 ton.
Meskipun lebih tinggi, prakiraan ini lebih rendah dari prakiraan awal yakni sebesar 120.797 ton.
Selain itu, mulai meningkatnya curah hujan seiring dengan masuknya musim hujan yang juga ditengarai bisa mengganggu produksi di beberapa daerah.
"Dalam rangka meningkatkan efektifitas pengendalian inflasi tahun 2021 serta mencermati perkembangan Covid-19 dan upaya pencegahan penyebarannya, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus memonitor perkembangan harga dan stok bahan pokok strategis, mempererat koordinasi antar lembaga dan stakeholders terkait, serta mengedepankan pemenuhan pasokan dari dalam wilayah maupun melalui kerja sama antar daerah sehingga inflasi tahun 2021 dapat terjaga pada rentang 3±1 persen," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Tiga Komoditas Ini Jadi Penyumbang Deflasi Bangka Belitung Pada Oktober 2021, https://bangka.tribunnews.com/2021/11/03/tiga-komoditas-ini-jadi-penyumbang-deflasi-bangka-belitung-pada-oktober-2021?page=2.